GEMILANG


Gemilang is a great drama directed by a famous person who established great works. It was seen through the high rating given by the viewers across nation wide in 'Nur Kasih' and 'Cinta'. His work is a great piece of art. And now he come back with a new drama which I strongly believe would be another hit; 'GEMILANG'.

Today the 3rd episode was aired on 9pm slot on Monday. Now the viewers shall have the remote control in the hand as tv9 also offer a great drama 'Dia Bukan Maryam' played by famous star like Fahrin Ahmad, Lisdawati and Eja which almost the same time slot but started 30 minutes earlier. But both of the drama take a different theme where Dia Bukan maryam offer a typical love and friendship theme while on the other hand Gemilang bring on the 'perjuangan anak muda meninkatkan martabat pendidikan di kalangan masyarakat berlatar belakangkan zaman 1970-an.

WOW! That should be interesting I guess. Normally this type of story can only be read through books or heard from our grandparent and if we are lucky from our own parent experience. I just can't wait to see how Khabit Bhatia potrayed the scenario. Especially after his success in Nur Kasih which become a hit or may I say a phenomena.


After 3 episodes I am not disappointed at all. Especially after today. I was touched by his spirit to educate the youngsters and inspire them to further their study. He chose to work in the village regardless high salary in Kuala Lumpur. He want to serve the nation, the people directly so he chose to open a private institute. However to change the mentality is triple time harder than opening a school. And this is his biggest challenge.

He is a great man!! And I want to be a marvelous person just like he did. I strongly believe to be great person we need a strong reason, or in other words an inspiration.

For example, Lah; the lead actor in Gemilang played by Shahz jazle had a pitiful childhood experience. After his mom died, he had to take the responsibility as a mother to the other 4 younger brother and sister. It was a hard moment for him as a 11 years old boy. Even though he love study, he decide to quit to cook, wash dishes, work at the rubber plantation and help his father to collect the coconut and the most important job is to look after his siblings. All of that now become his daily routine. But he never complained. He tried his best to be a great mom just like his mom did.

But all of this means nothing anymore when his father make a decision that change their whole life. After some time, his father adopted all his children after thinking of their own future. Except Lah, the eldest son who decide to stay by his side and took care of him. It was a difficult moment for him. The house which used to be crowded now become spacious enough for him and his father. Not long after that, his father left him. He is now alone. Nowhere else to go, his dearest teacher adopted him and with his help he continue study and pass with flying colors in MCE. later he proceed to UM and graduated.

What's next? That is a big question. How he want to serve the nation? How to change people mentality that 'otak mereka setakat tulah'. How he want to inspire them to learn? And on top of that he dont want others to have the same fate like he did. And his other mission is to look after his precious brothers. Agh I just cant wait to know the rest of the story. Hopefully this would be another drama I love after Nur Kasih.

Tawakal

Sungguh tawakal itu sukar kerana ia merupakan urusan hati. Bagaimana merelakan setiap perkara yang berlaku dan meletakkan segala2nya semata-mata kerana Allah. Nabi telah memberitahu kita dalam sebuah hadith,
"70ribu orang dari umatku akan masuk syurga tanpa hisab dan azab". Sahabat bertanya, "Gambarkan sifat mereka kepada kami Ya Rasulallah." Rasulallah menjawab, "Mereka tidak memakai jimat, tidak menggunakan mantera, dan tidak melakukan tathayyur, serta kepada Tuhan mereka bertawakal"
[HR Bukhari dan Muslim]


Masya Allah. Bayangkan betapa indahnya jika kita menjadi sebahagian dari mereka. Terlepas dari suasana yang mengerikan di akhirat kelak. Betapa takutnya apabila dipanggil berdiri di hadapan Allah dan kita membaca catatan dosa-dosa kita, dosa demi dosa. Tapi di sana ada sebahagian kecil dari kita yang terlepas dari keadaan yang mengerikan itu. Ya ALlah jadikanlah kami sebahagian dari mereka, kerana kami tidak mahu dan tidak berdaya meskipun sekadar berimaginasi tentang itu.

Namun tawakkal itu benar2 sukar. Kadang2 mulut ringan mengatakan aku redha, tapi di hati masih meletakkan kesalahan dan berharap akan sesuatu yang lain. Kerana soalnya hati itu sungguh merupakan hal yang sulit. Jadi wajarlah jika mereka yang benar2 mampu bertwakal dengan sebenar2 tawakal itu diberi ganjaran hebat oleh Al-Khaliq.

Saya suka dengan analogi yang diberikan oleh penulis, Amru Khalid dalam bukunya 'Hati sebening Mutiara'. Tawakal boleh diibaratkan sebagai pasrahnya mayat dihadapan orang yang memandikannya. Perhatikanlah gambaran ini! Apakah kita tahu, apa yang dilakukan oleh orang yang memandikan mayat? Ia membolak-balik tubuh mayat itu seenaknya. Beitulah tawakal. Kita katakan pada Allah swt, "Ya Allah, lakukanlah semua yang KAU kehendaki, aku pasrah dengan seluruh keadaanku, aku ridha dengan apa yang Kau lakukan, aku bertawakal pada Mu, karena aku yakin Kau tidak akan menjurumuskanku menuju kemudharatan.

masya Allah. Tiada yang lain yang lebih berhak dari DIA yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi serta apa yang ada diantara keduanya. Kerana dialah yang memiliki segalanya, dan DIAlah yang memiliki nama Al-Wakil, yang tidak akan pernah menelantarkan kita dalam kejelekan. Ia tidak akan menghalangi satu rezeki pun dari manusia. Bila ia menghalangi, maka itu agar kita memikirkan hikmahnya-bahawa Allah akan membuka jalan rezeki dengan menutup jalan rezeki yang lain.

Lihat sahaja peristiwa kita sewaktu kecil. Renungkan janin di perut ibunya makan melaluitali pusat dengan jalan yang satu, iaitu plasenta. Ketika ia lahir, ia menangis kerana merasa kehilangan jalan yang ia biasa gunakan. Ia tidak tahu kalau dengan kasih sayangNYA Allah memberikan dua jalan padanya, iaitu melalui payudara ibu. Allah memberikan susu yan bersih lagi murni. Ketika genap usianya, si ibu akan menyapihnya dan bayi menangis lagi kerana merasa kehilangan kebiasaannya. Ia tidak tahu kalau Allah memberika rezeki yang banyak lagi dari daging dan sayuran dan minuman yang pelbagai. Dan seterusnya. Apabila satu jalan ditutup nescaya ada jalan lain yang terbentang luas untuk kita. Itulah Al-Wakil.

Mari kita renungkan firma Allah dalam surah Al-Imran:26-27
"Katakanlah, "Ya Allah, yang merajai kerajaan, Engkau memberikan kerajaan kepada siapa yang Engkau mengkehendaki, dan melucutkan kerajaan daripada siapa yang Engkau mengkehendaki, dan Engkau memuliakan siapa yang Engkau mengkehendaki, dan Engkau menghinakan siapa yang Engkau mengkehendaki. Di tangan Engkau yang baik; sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.

Engkau menjadikan malam memasuki ke dalam siang, dan Engkau menjadikan siang memasuki ke dalam malam, dan Engkau mengeluarkan yang hidup daripada yang mati, dan Engkau mengeluarkan yang mati daripada yang hidup, dan Engkau memberi rezeki kepada sesiapa yang Engkau mengkehendaki tanpa perhitungan."[Al-Imran 3:26-27]

Perhatikanlah besarnya kerajaan Allah, dan pengaturannya terhadap alam semesta ini hingga kita tahu betapa layaknya kita bertawakal kepadanya. Merelakan segala apa yang terjadi setiap detik dalam hidup kita. dan meletakkan segala keputusan dalam setiap langkah kita hanya di tanganNYA yang Maha Kuasa kera DIAlah yang bersifat Al-Wakil. Wallahua'lam

-editted from Amru Khalid, Hati sebening Mutiara-