Begins with the end in mind 🌈 Hidup, harapnya bukan sekadar hidup 🌈
Berdua Lebih Baik
Down with memory lane
Air mata mudah saja menitis selasa yang lepas. Ungkapan "jaga diri molek dop tempat oghe" dari seorang insan bergelar seorang nenek,apatah lagi dipanggil dengan gelaran mok, amat menyentuh hatiku. Entah bila lagi dapat aku mendengar nasihT seperti itu dipelupuk telingaku. Hati meraung dan mata tak henti ,mengeluarkan mutiara jernih itu. Setitis demi setitis ia turun. Fikiran terus melayangn mengenAngkan insan yang telah pergi 3 minggu yang lepas. satu demi satu nasihTnya bermain diminda tiba2, senyum manisnya kuterbayangkan detik itu juga. Ya Allah rindunya aku pada mek.
Tiga minggu yg lalu, aku kaget sendiri mendengarkan berititu seusai bNgun tidur. Pagi itu aku dikejutkan dengan tangisan umi, aku tambah bingung. "Apa yang berlaku" sendu sendanya ,menenggelamkan butir percakapannya. Yang aku mampu lakukan hNyalah ungkApan sabar dan ingatan untuk bawa mengucap. Tidak ada yang lebih baik dapat aku fikirkan pD ketika itu. Moga mengingatkan pada Sang Pencipta dpt mengembalikan kita pada hakikat kehambaan itu, bahawa kita adalah miliknya juA.
Alhamdulillah Allah mengurniakan ketenangan kepadaku disepanjNg perjalanan itu. Tapi segala ketengan itu hilang bila aku melihat sekujur tubuh kaku di atas pembaringan. Yang belum sempat kutemui sekembaliknya aku ke tanah Malaysia ini 2 minggu sebelumnya. Tapi Dia lebih menyayangi mek,dan rencanaNya melangkUi perancangan seorang hamba bergelar aku. Kaki membeku tiba2, tidak sanggup menapAk masuk ke kamar itu. Aku menangis dan terus menangis diluar pintu itu.mengumpul segala kekuatan yang ada untuk melihat wajah yang amat kysayangi itu. Ungkapan istighfar terus2an aku lafazkan, kerna kutaHu, DIA lebih tahu. Dan segala yang berlaku pasti kumampu pikul, insya Allah
Tak dapat kurakamkan segala rasa itu disini. Tapi segala kesyukuran lebih dahulu ingin aku ungkapkan,kerna DIA mengambilnya saat aku berada disini. Aku berpeluang memandinyA, mengucupinya, dan mengkafannya. Penghargaan yang bagaimana lagi dapat aku pinta dari Allah, kerana DIA memberikan aku segala nikmat ini, dan peluang ini. Alhamdulillah,tsummAlhMdulillah. Semoga Allah menerima segala amalan baik mek dan menempatkan mek bersama orang2 yang soleh.
Kerna segala yang hidup pasti akan mati, dan buat kita yang masih hidup, cherish everyone around u, coz we never know bila hayatnya atau hayat kita akan terhenti.
Ku baca firman persaudaraan
Ketika ku baca firmanNya;
“Sungguh tiap mukmin bersaudara.”
Aku tahu, ukhuwah tak perlu diperjuangkan
Tak perlu, kerana ia hanyalah akibat dari iman.
Aku ingat pertemuan pertama kita, akhi sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan
Bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
Dengan iman yang menyala; mereka telah muafakat
Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat
Ya, kubaca lagi firmanNya;
“Sungguh tiap mukmin bersaudara.”
Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu diperjuangkan
Kerana saat ikatan melemah
Saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan
Saat kebersamaan serasa seksaan
Saat pemberian bagai bara api
Dan saat kebaikan justeru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukanlah ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau menjerit
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering; imanku lah yang compang-camping
Kubaca firman persaudaraan itu, akhi sayang
Dan aku makin tahu,mengapa di kala lain diancamkan;
“Para kekasih pada hari itu,”
“Sebagian menjadi musuh sebagian yang lain,”
“Kecuali orang-orang yang bertaqwa”.
(Salim A. Fillah)
Smile and the world will smile to you
Malaysiaku
orang tanah
satu hari, when I was looking at my very own hand. Tiba-tiba terlintas dalam kepala, sedangkan aku diciptakan dari tanah, bayangkan kalau semua part of me is REALLY actually from tanah liat and digumpal2 dan jadilah seorang aku. Apa yang ada dalam kepala is seketul jasad macam patung tanah liat yang bergerak, or orang kelantan kata 'selut'. Tapi, dengan rahmat dan kasih sayangNYA, dia sempurnakan kejadianku, menjadi seorang insan bernama Fatihah, yang lengkap pancainderanya, yang ditutupi kulit seluruhnya. Walaupun warna kulit ni, masih berwarna selut, tapi hakikat kejadian ini jauh lebih sempurna dari tanah selut yang aku bayangkan ni. Kau jadikan kulit ni bersifat kalis air, meskipun hakikat tanah, bila bercampur air, pasti menjadi lumpur kotor. Masya Allah, indah lagi sempurna nya KAU jadikan seorang aku ini. Dari tanah yang ada masanya kita rasakan kotor, tapi Allah sempurnakan kejadian kita dan berikan kekuatan untuk bergerak ke sana kemari. Dan dengan rupanya asalnya HANYA tanah inilah, kadang2 kita rasa cantik, rasa megah dengan kurnia luaran yang hakikatnya hanyalah pinjaman. hingga kita terlupa yang diri, hanyalah dari segumpal tanah, yang dipijak oleh kita sehari-hari. Maka wajarkah kita, merasa cukup, merasa tinggi, dan merasa bangga dengan diri yang asalnya tidak seberapa ini?