Menyoroti kisah Nabi Musa a.s sendiri kita dapat pelajari pelbagai perkara.
Di masa kecil baginda belum mengerti makna tawakal yang sesungguhnya.
"Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu" (Thaha:69)
Ketika ia melihat tongkat berubah menjadi ular, apa ia lakukan?"""larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh (kemudian Musa diseru), "Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut" (Al-Qashash:31)
Ini kejadian pertama kali.Ke-2 kali, ketika ia mulai melatih tawakal ia menghadapi 30,000 penyihir yang menimbulkan rasa takut di hati Musa.
"Ahli2 sihir berkata, "hai Musa, kamukah yang akan melempar terlebih dahulu, ataukah kami yang melemparkan?" (Al-A'raf:115)
"Musa berkata, 'Silakan kamu sekalian yang melemparkan'. Maka tiba2 tali2 dan tongkat2 mereka, terbayang kepada Musa seakan2 ia merayap cepat, lantaran sihir mereka" (Thaha:66)
Kemudian lihat apa yang terjadi
"Maka Musa merasa takut dalm hatinya" (Thah:67)
Kali ini rasa takut menhinggap diri Musa as setelah ia melatih tawakal. maka ia hanya takut dan tidak sampai lari -seperti sebelumnya-.
Dan apabila kali ketiga, Nabi Musa sudah menjadi seorang Mutawakil
"dan berkatalah pengikut2 Musa, 'Sesungguhnya kita benar2 akan tersusul ..." (As-Syuara:61)
Firaun mengejar di belakang mereka. Dan ni ujian yang lebih berat berbanding sebelumnya. Tetapi nabi Musa dengan tenangnya berkata"Musa menjawab, 'sekali2 tidak akan tersusul; sesungguhnya tuhanku bersertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku" (As-Syuara:62)
Jadi proses tawakal itu berhasil selepas peringkat demi peringkat. Jadi jangan risau jika kita gagal kali pertama, dan kali kedua pun gagal juga..kerana itulah realiti kehidupan. bukan segalanya akan digapai dengan mudah. Namun apa yang pasti, apabila tiba masanya insya Allah kita akan berjaya. asalkan kita berusaha.
Sesungguhnya tawakal itu urusan hati, dan tidak berkait dengan anggota badan. Anggota badan kita -kaki, tangan atau lisan - harus bekerja keras seolah tidak ada tawakal. Sedangkan hati kita tidak ambil kisah keberadaan anggota badan itu, sehingga tidak akan memikirkan hukum sebab akibat dan hanya terkait dengan Allah sahaja.
Apabila kita berjaya menanamkan tawakal di hati, tiada apa yang perlu kita runsingkan, kerana Allah pasti tidak akan menzalimi hambaNYA. Cuma DIA mahu menguji sejauh mana tahap keimanan kita.
Wallahua'lam
salam. saya tak dapat baca ayat2 quran yang disertakan. boleh x saudari tolong kongsikan dari surah mana?
ReplyDeletemaaf lambat sungguh saya reply, tak biasa cek komen.jazakillah singgah:)ayat2 quran saya sertakan no surah dan ayat sahaja sebagai rujukan..insya Allah saudari boleh cek dari quran terjemahan:)
ReplyDelete