Hows my 4th Raya?

Sometimes i tried my best to be ignorant
I dont want to talk about it
And i just wish the moment come without having me to realise it
Well that is what i did for the past 3 or 4 years..

But people change ryte??:)
And this year alhamdulillah i dont really have that thought in my mind
the moment suddenly pass, And suddenly 1st Syawal is now -thats all-
Alhamdulillah I guezz when u r bz working on smthg, small thing will just disappear or you just dont realize that it is there
When u r bz maximising ur ramadhan, then u'll feel sad leaving this holly month because no one ever know whether you'll still be able to celebrate another ramadhan next year? and if you leave this holy month without HIS forgiveness, then it is the biggest regret *waiyazubillah*

and 'homesickness' will just disappear or maybe left as a minor things now (well it comes by process actually hehe after a while you'll adapt to this atmosphere)

But still i am just like the other daughter, the other sister
Who miss my lovely parent, my wonderful sisters and not my one and only brother
From the bottom of my heart
I wish selamat hari raya and may Allah accept our deeds and goodness throughout ramadhan and may HIM grant us with HIS blessings and forgiveness
Hugs and kisses from Auckland

.::Let's have a perfect family potrait next year ameen ameen::.



salam alaik diri ini dan buat yang membaca
sungguh di pagi hari ni, banyak yg buat aku berfikir
menjadi orang yang berkata-kata memang sukar sebab setiap yg dikata akan dipersoalkan. kalau kita buat suatu keburukan, atau satu jhiliyah kerana kita tak tahu, insya Allah DIA Yang Maha Pengasih akan mengampunkan, tapi kalau kita buat sesuatu yg kita dah tahu, percayalah HISAB itu pasti.apatah lagi orang yang berkata itu.surah As-Saff, 61 benar-benar menggoncang hati ku

"Sunguh ayat Allah di permulaan Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, tetap mengucap tasbih kepada Allah; dan Dia lah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan apa yang kamu tidak melakukannya!
Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya. " [61:1-3]

Pernah terfikir untuk melarikan diri? Aaaaaaa!! sungguh tindakan itu lebih buruk lagi
Hmm hakikatnya, apabila kita menyampaikan, ianya menjadi satu motivasi untuk kita buat lebih lagi..bukanlah menjadi sebab kita mundur ke belakan..kerana kita tahu apabila kita berkata, kita wajib buat, jika tidak hal itu amatlah dibenci ALLAH..

pernah tak terlintas, agh aku dah tercakap, kenalah buat??
HA! beruntunglah diri kerana telah berkata, paling kurang pun anda telah menyampaikan risalah ini, biarlah sedikit pun, tapi mudah2an menjadi hujah dihadapan Allah

Kalau difikirkan Rasulallah pun, baginda tidak menduga untuk mendapat risalah
ini..bertahun-tahun baginda berkhalwat di Gua Hira' hinggalah ke detik Jibril hadir membawa risalah agung ini. Rasulallah seorang ummi (yang tidak tahu membaca) dipaksa untuk menyebut sesuatu yang tidak pernah baginda tahu.Meskipun Rasulallah tidak tahu, Jibril memeluk baginda dengan erat sehingga baginda fikir baginda akan mati, hinggalah kali ketiga baginda terpaksa menyebut IQRA (hingga ayat 5) kerana baginda takut jika baginda tidak menurut apa yang Jibril mahukan, nescaya Baginda akan dipeluk dengan sangat kuat lagi. Baginda pun membaca ayat itu hingga habis dan apabila baginda bangun dan merasa hatinya telah ditulis satu tulisan. [rujukan HR at-Tabari]

Bahkan baginda bermula dengan paksaan. kerana Allah ingin melihat usaha kita. Allah pasti bisa menulis ayat2 itu dihati baginda tanpa perlu menghantar Jibril sebagai pengantaranya, tapi
Allah itu Maha Kaya. DIA mahu kita berusaha, dan bermujahadah dahulu sebelum menghantar hasilnya. Kerana hasilnya, takdirnya telah sedia tertulis, dan DIA mahu ganjarkan kita dengan pahala melalui usaha kita.

Jadi jangan takut untuk berkata dan menyampaikan kerana hakikatnya segalanya bermula dengan paksaan. dan lama kelamaan inysa Allah perbaharui lagi niat kita dan insya Allah kita akan temui ikhlas Lillahi Ta'ala tersebut.
Wallahua'lam

Pilihan Allah itu yang terbaik

Imam adz-Dzahabi[1] dan Ibnu Katsir[2] menukil dalam biografi shahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan shahabat Abu Dzar, “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan (kondisi) sakit lebih aku sukai daripada (kondisi) sehat”. Maka al-Hasan bin ‘Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah Ta’ala) berlakukan (bagi hamba-Nya)”.

Atsar (riwayat) shahabat di atas menggambarkan tingginya pemahaman Islam para shahabatradhiyallahu ‘anhum dan keutamaan mereka dalam semua segi kebaikan dalam agama[3].
Dalam atsar ini shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhumenjelaskan bahwa kondisi susah (miskin dan sakit) lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang (kaya dan sehat), karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untk tidak melanggar perintah Allah Ta’ala dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, "Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka"[4].
Akan tetapi, dalam atsar ini, cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin 'Aliradhiyallahu ‘anhu mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekwensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam, yaitu ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb (Pencipta, Pengatur, Pelindung dan Penguasa bagi alam semesta), yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya[5].
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah I sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya"[6].
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah di atas:
- Bersandar dan bersarah diri kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya[7]. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya" (QS ath-Thalaaq: 3).
- Ridha dengan segala ketentuan dan pilihan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya adalah termasuk bersangka baik kepada-Nya dan ini merupakan sebab utama Allah Ta’ala akan selalu melimpahkan kebaikan dan keutmaan bagi hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’alaberfirman (yang artinya), "Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku"[8].
Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala[9].

- Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya[10].
- Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi berkata,”Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Ta’ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Ta’ala, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, demikian pula (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) ‘Utsman (bin ‘Affan) dan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf . Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”[11].
- Orang yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang mampu memanfaatkan keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan baginya untuk meraih takwa dan kedekatan di sisi-Nya, maka jika diberi kekayaan dia bersyukur dan jika diberi kemiskinan dia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ }
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya"[12].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 7 Jumadal ula 1432 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id

[1] Dalam kitab "Siyaru a'laamin nubalaa'" (3/262).
[2] Dalam kitab "al-Bidaayah wan nihaayah" (8/39).
[3] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab "al-Fawa-id" (hal. 141).
[4] HSR al-Bukhari (no. 2988) dan Muslim (no. 2961).
[5] Lihat kitab "Fiqul asma-il husna" (hal. 81).
[6] HSR Muslim (no. 34).
[7] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab "badaa-i'ul fawa-id" (2/766).
[8] HSR al-Bukhari (no. 7066- cet. Daru Ibni Katsir) dan Muslim (no. 2675).
[9] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/312) dan “Tuhfatul ahwadzi” (7/53).
[10] Lihat keterangan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab "’Uddatush shaabiriin" (hal. 149-150).
[11] Kitab "al-Aadaabusy syar’iyyah" (3/469).
[12] HSR Muslim (no. 2999).

Jom Berdoa:)

Sudah begitu lama, ingin agar harapan segera terwujud. Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang. Kadang jadi putus asa karena sudah seringkali memohon pada Allah. Sikap seorang muslim adalah tetap terus berdo'a karena Allah begitu dekat pada orang yang berdo'a. Boleh jadi terkabulnya do'a tersebut tertunda. Boleh jadi pula Allah mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.
Ayat yang patut direnungkan adalah firman AllahTa'ala,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186)
Sebagian sahabat radhiyallahu 'anhum berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ
"Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo'a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?" Lantas Allah Ta'ala menurunkan ayat di atas. (Majmu' Al Fatawa, 35/370)
Abul 'Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo'a (kedekatan yang sifatnya khusus)." (Majmu' Al Fatawa, 5/247)
Perlu diketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam:
  1. Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.
  2. Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdo'a pada-Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkan) do'anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)
Kedekatan Allah pada orang yang berdo'a adalah kedekatan yang khusus –pada macam yang kedua- (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang). Allah begitu dekat pada orang yang berdo'a dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu' Al Fatawa, 15/17)
Siapa saja yang berdo'a pada Allah dengan menghadirkan hati ketika berdo'a, menggunakan do'a yang ma'tsur (dituntunkan), menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya do'a (seperti memakan makanan yang haram), maka niscaya Allah akan mengijabahi do'anya. Terkhusus lagi jika ia melakukan sebab-sebab terkabulnya do'a dengan tunduk pada perintah dan larangan Allah dengan perkataan dan perbuatan, juga disertai dengan mengimaninya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)
Dengan mengetahui hal ini seharusnya seseorang tidak meninggalkan berdo'a pada Rabbnya yang tidak mungkin menyia-nyiakan do'a hamba-Nya. Pahamilah bahwa Allah benar-benar begitu dekat dengan orang yang berdo'a, artinya akan mudah mengabulkan do'a setiap hamba. Sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji Allah yang Maha Mengabulkan setiap do'a.
Ingatlah pula bahwa do'a adalah sebab utama agar seseorang bisa meraih impian dan harapannya. Sehingga janganlah merasa putus asa dalam berdo'a. Ibnul Qoyyimrahimahullah berkata, "Do'a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do'a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do'anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do'a itu adalah do'a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do'a tersebut berpengaruh lemah karena hati hamba tersebut yang lemah dan tidak menghadirkan hatinya kala berdo'a. … Boleh jadi pula karena adanya penghalang terkabulnya do'a dalam dirinya seperti makan makanan haram, noda dosa dalam hatinya, hati yang selalu lalai, nafsu syahwat yang menggejolak dan hati yang penuh kesia-siaan." (Al Jawaabul Kaafi, hal. 21). Ingatlah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
"Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta'ala selain do'a." (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Jika memahami hal ini, maka gunakanlah do'a pada Allah sebagai senjata untuk meraih harapan.
Penuh yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap do'a. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Lalu pahamilah bahwa ada beberapa jalan Allah kabulkan do'a. Dari Abu Sa'id, Nabishallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidaklah seorang muslim memanjatkan do'a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do'anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal." Para sahabat lantas mengatakan, "Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo'a." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian." (HR. Ahmad 3/18. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid). Boleh jadi Allah menunda mengabulkan do'a. Boleh jadi pula Allah mengganti keinginan kita dalam do'a dengan sesuatu yang Allah anggap lebih baik. Atau boleh jadi pula Allah akan mengganti dengan pahala di akhirat. Jadi do'a tidaklah sia-sia.
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
Ingatlah wejangan yang amat menyejukkan hati dari cucu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Al Hasan bin ‘Ali radhiyallahu 'anhuma berkata,
من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء
Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah) berlakukan (bagi hamba-Nya)” (Lihat Siyaru A'laamin Nubalaa' 3/262 dan Al Bidaayah wan Nihaayah 8/39). Pilihan Allah itulah yang terbaik.
Wallahu waliyyut taufiq.
Panggang-Gunung Kidul, 7 Jumadats Tsaniyah 1432 H (10/05/2011)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

----

"Ya Allah, berikanlah kepada kami ilham untuk sentiasa mensyukuri segala nikmatMu."
"Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk terus menerus mujahadah dalam mencari redhaMu, dan jauhilah serta lindungilah
kami dari hadirnya perasaan berputus asa dari rahmatMu.."

Semoga tak pernah jemu berdoa dengan penuh harap pada Allah, dengan penuh khusyuk dan merasakan/menyedari diri kita sebagai seorang hamba
yang penuh dengan kekurangan. =)

Nuzul Quran

Alhamdulillah masih dberi kesemptan bernafas hingga ke detik 17 ramadhan ini dlm nikmat iman dan islam..tertanya-tanya sejauh mana diri melayan ramadhan ini untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa yang menciptakan diri dari segumpal darah, setetes airmani yg hina dina..detik ke detik banyam maksiat yg aku lakukan.baik secara terang mahupun sembunyi.astaghfirullah astaghfirullah.tapi sungguh DIA maha Penyayng dan masih beri kesempatan buat aku dan kamu yang membaca untuk terus memperbaiki diri..biarlah sukar sekali pun, tapi berusahalah..sbb hidup ni kejap jerrr.xnk bila peluang yg diberi xdigunakan sbaik mungkin dan kehadiran n kewujudan kita di muka bumi ini x memberi impact kepada org dsekeliling, kepada dakwah dan perkembangan islam itu sendiri..macam ada satu pepatah Arab

"..in lam tuzid syai'an aladdunya, fakunta anta zaaidan aladdunya
(jika kamu tidak menambah sesuatu kepada dunia, maka kamu adalah lebihan dunia).."


Natijahnya, lahirnya kita di muka bumi ini adalah untuk mengenal DIA..tapi sejauh mana kita menghayati setiap detik hela nafas kita untuk mengenal DIA yang telah meminjamkan hayat ini buat kita??merasai manisnya hidup biarpun seketika bersama insan2 yg kita kasihi..jika direnungkan, kenapa out of all the surah in Quran kareem ALLAH memilih Surah Al-Alaq sbg surah pertama??dan bukan surah fatihah pembuka quran ataupn al-ikhlas yg membincgkn pokok iman??wallahua'lam..

Tapi dari tadabur saya dan menilai dr beberapa pendapat ust, al-alaq menjadi surah pertama utk menjaqab 3 persoalan asas kehidupan
1. Untuk apa aku diciptakan?
2. Dari mana aku datang?
3. kemana aku akan pergi?

Dan dalam surah ini, Allah memperkenalkan diriNYA yang menciptakan kita dari segumpal darah..
Jadi hakikatnya, dalam mencari islam itu haruslah bermula dengan mengenal Allah terlebih dahulu..Yang memiliki nama2 indah..yang memegang hati2 ini.
Dan pada detik jari-jari ini menari, hati tertanya2 sejauh mana aku sudah mengenal penciptaKU sendiri??sudah cukup akrabkah aku denganNYA dan sudikah DIA bertemu dgn ku kelak??

Ya ALLAH SUNGGUH AKU RINDU PADAMU
A Ku impikan bertemu denganmu dalam keadaan diri yg terbaik
Ampunkan aku ya ALLAH rahmatilah aku DAN PANDU AKU MENUJUMU YA RABB



ps: " Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,

" Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

" Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya... "

" Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami itu bimbang di dalam kesesatannya. "
[S.Yunus, 10:11-17]

" Hai manusia, sesungguhnya engkau berusahalah sungguh-sungguh menuju kepada Tuhanmu, maka engkau akan menemui-Nya. "
[84:6]

Senyum dan sabar

Kadang2 bila ke kedai yang kalut
Hanya mampu tersenyun jek bila tak dilayan..bukan niat mereka nak mengabaikan pelanggan.tapi hakikatnya mereka juga manusia yg punya dua kaki dan tangan.punya kudrat yang terbatas.
Tapi ada jugak yang merungut ekh ni kan kerja mereka, n mmg dh tangungjwb mereka layan kita..
Emm mungkin di kala itu kita patut meletakkan diri di tempat mereka..insya Allah kita mampu berlapang dada=)
Bukankah salah satu dari sifat org bertaqwa itu adalah menelan amarahnya [3:134] :)
Jadi ukirkan senyuman dan insya Allah ianya akan turunkan hati dan menenggelamkan amarah itu bagai air menyimbah api, insya Allah


" Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat ; dan sesungguhnya shalat itu berat, kecuali atas orang-orang yang khusyu' "
" (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menjumpai Tuhan mereka dan sesungguhnya mereka akan kembali kepada-Nya "
[2:45-46]

Pohon Iman

Be a tree that will benefit others
Warnanya menceriakan insan yg memandang
Cantiknya dia mendamaikn hati yg lara
Namun segalanya terbit dari akar yg teguh mendasar ke tanah
Tanpa akar yg solid tak mungkin keindahan itu akan memancar keluar
Begitulah halnya jua dgn.iman di dalam dada
Tanpa iman, manakan mungkin akhlak islam itu akan terpancar keluar
[14:23-27]

Jika kita bersifat angkuh salahkan diri yg tidak tunduk kepada kekuasaan Allah
Jika diri ini degil, salahkan diri yg lupa akan azab yg tersedia
Jika diri ini malas, ingatkn diri dgn nikmat yg pernah kita terima
Dan bila mana kita mahu mengalah, ingatlah syurga itu yg kita mahukan
Dan perjumpaan dgn yg MAha Agung ug kita impikan
Wallahua'lam

Terima ke Tak Nak??

Ok pening juga bila ditanya soklan ni..boleh tak kita menerima hadiah dari bukan mahram??
hmm macam mana nak jawab ek?? *ok fikir jap*
benar ada hadith dari Rasulallah yg mengatakan
وقال (صلى الله علية وسلم) "تهادوا تحابوا"
Sabda Rasulullah SAW: Saling memberi hadiahlah antara kamu, nescaya kamu akan berkasih sayang

ok itu dalam konteks bersahabat mmg kita dianjurkan untuk memberi hadiah baik dari segi material mahupun dari kemampuan tenaga kita atau emosi kita yang lainnya..
tapi bagaimana pula dengan hadiah dari seseorang yg berlainan jantina??
*ok fikir jap lagi*
pada pendapat saya, menerima hadiah dari seseorang bukan lah sesuatu yg haram (wallahua'lam) kerana benda itu telah diberikan seadanya. Tapi persoalan yang lebih besar adakah hadiah itu mungkin membuat kita mengingati satu hubungan 'mainan' ini? kerana memang telah nyata tiada istilah couple, abg angkat ke dan yang sama waktu dengannya dalam islam. tapi adakah perbuatan kita yang menyebab perkara tersebut halal atau sebaliknya.
Saya berikan satu analogi. Kita memasak dinner untuk housemate kita yang tersayang. tapi dalam hati kita terdetik untuk menerima pujian (nauzubillah) where kita tahu itu merupakan sesuatu niat yg salah!!jadi adakah makanan itu haram dimakan oleh orang lain??TIDAKKK!! tapi, apa yang tidak boleh disini adalah niat dalam hati kita itu yang harus dijaga.

Some might act like nothing happen and use the give with no hope or make the giver happy n etc.. Then I think again, if thats the case ok lah kan? since we'd mention just now that the gift is still halal. But another concern arise.
1. Islam adlah agama yg menjaga umatnya sehinggakan seorang perempuan harus menjaga percakapannya kerana risau akan menimbulkan penyakit hati bg mereka yg mendengar nya [33:32] kerana kita tak tahu kondisi hati setiap satu dari kita. Jadi Islam mengesyorkan kita agar lebih berhati-hati dalam setiap tanduk kita. Bukan sekadar tak jaga, tepi kain sangat orang tapi sampai concern
2. Then tereflect kembali, apa penyebab pemberi tu bagi hadiah sebenarnya??hmm tanda masih sayang or tanda ingat kat kita??hmm sincerely im not an expert to judge..but its normal if people have some kind of expectation from the give..not to say a gift in return, but a smile is enough maybe or show some gratitude maybe..who knows ryte? if baju yang org bagi, kita pakai depan pemberi then it shows how we appreciate it (ni apply for both gender)..but let say if itu adalah hadiah seorang 'adam' kepada 'hawa' mungkin bila memakainya orang akan fikir, 'owh she is ok with me'..hmm i would say hati orang susah nak control..so maybe we are the one who should take action upon it..
3. Another concern plak ......

banyak jek kalau kita nak fikir dalam2 and korek apa baik buruknya
tapi bagi saya hadith ni mampu bagi jawapan kepada kita

Dari al-Nawwas bin Sim ‘an radiyallahu ‘anh dari Nabi sallallahu ‘alayhi wa sallam sabdanya: Kebaikan itu ialah elok budi pekerti. Dan dosa itu ialah apa yang tergetar dalam diri engkau dan engkau benci bahawa di lihat oleh manusia kepadanya. Diriwayatkan oleh Muslim.

jadi tepuk dada tanya iman..jika bila kita pakai kita tak rasa bersalah and tak delah nak sembunyikan dari orang lain (dengan niat bukan menunjuk ok hehe), insya Allah hal itu tidak salah..bersihkan hati kita terlebih dahulu agar hati kita Allah pandu untuk membuat pilihan yang benar yang diredhai oleh Allah


Spring is in the air

Yeay!!alhamdulillah..tahun ni dberi kesempatan sekali lagi utk experience ramadhan n spring in Auckland..weirdly this year i love somthg that i hardly use to=B so this year we are having iftar jamaie..dlm 20+ ppl in the same house..i love the moment when everyone chitchatting n happily enjoy talking to each other..looking at each n every single faces..wish to record every single expression=> *think i had mention the same thg b4 ryte.sigh*

When it comes to UKHWAH FILLAH..ask urself what u understand from it??ukhwah is a nature think but what about 'fillah'??*thinkg cap on plzz**
Hmm ukhwah fillah is when u have no expectatn towards others..regardless of what others do to u, u would happily smile and berlapang dada..u r keen to give and not to have any expectatiaon of what u'll receive in return
But that is not enough!!'fillah' is when u WISH to enter the paradise with her which brings us to a deeper keaning of ukhwah itself

Ready??;-) remember hadith halawatul iman??manisnya iman itu kita rasai bila mana kita mencintai Allah dan rasulnya melebihi segalanya, mencintai dan membenci yg lain semata2 kerana Allah n lastly membenci kemungkaran sbgaimana benci dcampak dlm api neraka..

Jadi hal pertama yg perlu settle adalah akidah dulu..bila mana akidah kita teguh, Allah akan lapangkn hati kita utk kenerima segala kelebihan dan kemarahan sahabat kita..dan bila mana akidah kita mantap, dengan izin Allah DIA yg Maha Pengasih akan mencampakn rasa kasih dlm persahabatan kita.

On those who believe and work deeds of righteousness, will (Allah) Most Gracious bestow love[19:96]

Dan tanpa dipinta pun hati ni akan rasa ditarik2 utk menyayangi si dia..walau apa dia buat pn kita akan rasa "xpe Allab sayang dia, so apa hak aku nak marah dia" bila tengok kawan kita wat menda yg x elok, kita akan rasa nk bantu cepat2 sbb xnak n xsanggup tgk die mcm tu, n bila mana dia sakit kita yg lebih dahulu sukar utk tidur malam..sandarkn rasa ituu kerana DIA tulus ikhlas krn DIA bukan dorongan nafsu n nature kita..saya suka juga utk bayangkn yg ALLAH dh banyak buata baik kat kita n DIA suka org yg berbuat baik..so if nak dekat2 ngan ALLAh kenala buat apa yg dia suka kan =)

Then teringat Rasulallah pernah nyatakan kepada sahabatnya muaz b jabar (wallahua'lam) wahai muadz sungguh aku sayang kepada mu..berdoalah setiap lepas solat "ya Allah bantulah aku utk mengingati mu, mensyukuri nikmatmu dan beribadah dgn baik kpd mu" which teach us that bila mana kita berukhwah kita akan saling menasihati juga, especially apa2 perkara yang akan bawa kita lebih dekat kepada Hari Akhir, Hari Yang Pasti=) bukankah tanggungjawab seorang mukmin kepada yg mukmin yg lain adalah apabila sahabat kita minta dinasihati, kita akan menasihati..malah dalam surah Al-Balad..sebab kita nak sama2 dalam syurga itu bersama, insya Allah=)

"..dia (tidak pula) menjadi dari orang-orang yang beriman dan berpesan-pesan dengan sabar serta berpesan-pesan dengan kasih sayang." [90:17]

Tapi apa yang lebih menarik is dalam hadith halawatul iman kita ada sebutkan xnak kembali ingkar sbgmana xnak dicampak dalam api neraka..so bukankah dalam satu hadith menyatakan "tidak beriman seseorang hingga dia mencintai seseorang sbgaimana dia mencintai diri kita sendiri". Jadi bila mana kita tak nak kembali kufur atau ke jalan yang 'dulu' sbb kita nak selamatkan diri kita dari api neraka, so the same feeling sepatutnya kita rasa bila kita tgk sahabta kita wat perkara jahiliyah @ yg blh menyebabkan kita terjerumus dalam azab yang Maha pedih itu..meaning dalam bersahabat sifat selfish tu memang xpernah wujud!!sebab kita saling nak menarik satu sama lain. kalau kawan kita terjatuh, kita cuba tarik tangan dia, dan kalau kita jatuh pun kita tahu ada orang yang akan cuba selamatkan kita. Insya Allah..

tapi sekali lagi..ukhwah is we hope to receive nothing in return..never put your expectation towards other. because when you do so, you might be hurt if what you wish do not come true..hence just be yourself and give your best..Allah the Most Merciful will grant you with Jannah insya Allah.

Morning sunshine

This is one of the thing i love most in the morning..
walking down the street*fresh air*and sunrise*
Mode HAppy=)


Tajuk hari ini..BALAGH..

beberapa entry yang lepas tak buat tajuk pun..hmm kenapa entah..ada apa dengan tajuk??
*fikir sejenak*
a big problem of mine is never know how to say things in a concise way, simple and compact. if there is to possible route which one would take you from A to B in 5 minutes, I would take a longer path 20min maybe. My bad *sigh*

it is an old habit of mine. Actually I never realize it myself. What I know, I am always afraid of saying things in my mind. Maybe being too conscious of what people might think and feeling afraid they cant get what I am trying to say. So I chose to keep silent and keep thinking and thinking. Not to say that I am a critical thinker, but maybe just too hard to express it. Dats all.
So when I am forced to speak, that will happen. Beating around the bush. Suddenly remember how my dad would always force me to go in front and talk better it be in McD or as simple as raising my hand up to call 'makcik' working at the mamak stall. But I refused to do so (always), and in the end my younger sister would do it on my behalf. And obviously sedar tak sedar 'abah' will tarik muncung panjang and mula me'nasihat' sikit..but again, I keep it that way for years, not once hehe..cerita dulu..

tapi itulah seorang saya:) reminded of this hadith
" balighna annil ayah, (sampaikan walau satu ayat)"
*gulp* my biggest weakness.
to convey is one problem (of course!!) But this hadith specifically use the word 'balagh' which actually means deliver the message clearly!! fuuh fuuh sesak nafas tiba-tiba..istghfar istighfar istighfar~
To speak (only), I have to gather all my strength..dats why normally after my usrah or tazkirah, memang biasanya akan collapse..menyedut seluruh tenaga saya..
and now, it is actually not enough!! I have to be precise and deliver it till people clearly understand my message. Ok that will take another tons of my energy *deep breath, fuuuh*
but logic sebenarnya!!how could we deliver the message of Islam tanpa bersungguh-sungguh..tanpa memastikan kefahaman kepada yang mendengar dan menerima. jika salah cara kita menyampaikan, mungkin dan boleh jadi orang akan menganggap islam itu susah dan mebawa fitnah kepada agama itu sendiri. Jadi memang wajar jika perkataan balagh itu digunakan, kerana 'al-haq' itu pasti dan kebenaran ini hanya dari Allah dan segala-gala tentang DIA dan apa yang datang dariNYA memang indah. Jadi selayaknya mereka yang menyampaikan, menyampaikan dengan sebaik mungkin agar ke'best'an Islam itu tersebar dan terus tersebar. (motivating diri sendiri, kalau bukan siapa lagi kan:)

But trust me. Everything comes by process. Allah created everything by process. Better it be human, the fruits begin from seed, freezing winter comes first before the joyful spring, and after every rain there will be a rainbow. Subhanallah. So never afraid, never have doubt.
If you think you are never been test by sickness, t
hen your fear is your mujahadah. Allah want U to fight your own feeling, your own perception about your surrounding and so forth. He is with you and this verse is my motivation

"And strive for Allah with the striving due to Him. He has chosen you and has not placed upon you in the religion any difficulty. [It is] the religion of your father, Abraham. Allah named you "Muslims" before [in former scriptures] and in this [revelation] that the Messenger may be a witness over you and you may be witnesses over the people. So establish prayer and give zakah and hold fast to Allah . He is your protector; and excellent is the protector, and excellent is the helper. [22:78]

balighna annil ayah, (sampaikan walau satu ayat)

so here it goes
after several days of not writing anything*sigh*
thinking or writing my dissertation or at least get my head around it
everything is there, just need to sit and write *i gezz*

OK, dont wanna talk about that now
have it enough for this whole week
its finally weekend and I always saved it to renew and recharge yeay!!


yesterday I came across one funny story about a boy and his long new trousers..
Say his mom bought him a new pant, but it is slightly long, maybe 10cm ~OK dont need to be that specific tho, just say that it is long enough for him which possibly make him look 'selekeh'
so he complained and and walk out from home feeling unsatisfied
then he met his sister outside and again he complained the same thing
Finish there, he walk away and meet his friends. Again he whine things there. and so forth, the same thing said over and over again.

Without his knowing, inside the house his lovely mom repair his pant and put it on sofa so that he would gladly see it when he first came in. But, despite the little boy his sister see the pant and she thought, 'oh this must be the new long pant he mentioned just now'. So she then cut it and put the best effort to fix it. Just like her mom, she put it back on the sofa. But it didn't end there, another friend who he pass by just now also came for a visit and also do the same action like his mom and sister. *sigh*

And when he came home, "kenapain seluarnya kok di paras lutut doan" =)


The moral of the story is:
sometimes, not sometime! Most of the time when we have problem, automatically we whine things, complain things - without thinking and reflecting why and why Allah send that test to us. Then as a person who listen, aren't we will try to please our friend by doing things that we think is best for him. So we might cut the trousers and fix it. But a human will do things with a limited knowledge, how on earth we'll know what's best for our dear friend. But one thing for sure, we want her to be happy and we'll try to please her in anyway we could. So don't blame your friend if she 'do' that after she knows your story, because she loves you and trust me, she's trying her best to fix things for you.
But the biggest 'ibrah' is, whenever you have problem, turn to HIM as He is the Most Knowing and He knows best how to tackle it for you. Because Allah give you what you need and NOT what you want. Be like prophet Ya'qub
"He said, "I only complain of my suffering and my grief to Allah , and I know from Allah that which you do not know" [12;86]
then only, gunalah manusia untuk kau ceritakan duka mu..kerana mungkin Allah yang telah melapangkan dadamu untuk mengadukan cerita itu buat si dia..mungkin lintasan hatimu pada detik itu didorong oleh Allah dan bukan nafsu sedih mu itu..kembalikan segalanya padanya dan biarlah DIA yang menyelesaikan masalah itu melalui cara yang DIA kehendaki, bukan kita yang mengadu domba sesukanya..kerana mungkin pada ketika itu, pengharapan kita tidak lagi pada Allah, waiyazubillah~