*&^%!@#$%^&



I gezz the statement is absolutely right. There are ups and downs. Sadness and happiness. Smiling or Crying. Positive vs Negative. with every pertemuan there always be perpisahan. Things wont always go like what we wish for. sebab manusia memang tamakkan, segala yang kita mahu adalah untuk diri kita semata.

Pernah saya terfikir tentang kematian, kenapa mesti mati sekarang, kenapa tak tunggu, kejap jek lagik. Paling tak pun biarlah sempat aku tatap wajahnya buat kali terakhir. Tapi hakikatnya pada waktu itu aku sedang tamak. Lupa untuk menilai, mungkin dia sedang sakit menanggung
kesakitan itu, dan bukankah lebih baik kesakitan itu dihentikan, dan siapa yang lebih mengetahui akan ajal melainkan pemilik roh itu sendiri.

Even dalam sebuah persahabatan pun, kita semestinya inginkan untuk bersama selamanya. Ingin menikmati indahnya all the moments, share those sweet memories selamanya kalau bisa. tanpa sedar, pasti akan ada perpisahan dihadapan. dan seboleh mungkin tak nak lepaskan bukan?Siapa inginkan perkara yang menyakitkan. Sekali lagu aku lupa bahawa pengaturnya pastilah Allah yang satu, sahabat yang kusangka milikku ini pastilah milik Dia. Itu pun DIA telah pinjamkan kehadirannya dalam hidupku yang sementara untuk memberri warna dalam hidup yang suram ini, untuk kupelajari banyak hal dari dirinya.


Ya Allah, sukarnya bila kubicara tentang sebuah persahabatan. Do I think about her too much, and draw my own conclusion eventho I hardly know whats going on in her life. Itulah silapnya kebanyakan orang. Membuat keputusan tanpa mengambil tahu apa yang berlaku sebenarnya. Mungkin dia itu, mungkin dia ini. lalallal~ awalnya ingin menjadi considerate, tapi mungkin kini kita telah menjadi orang yang bersangka.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " [ Al-Hujurat:12-13]

Pada hakikatnya, Allah yang Maha Pengasih tahu bahawa kita tak lepas dari bersangka-sangka. Sebab itulah, Allah menyeru kita agar menjauhi prasangka. Bila ia berlaku, right away, pushed them away. Pernah mendengar sarana seseorang, "Untuk menyalahkan orang lain or bersangka dengan orang lain, cari 70 alasan untuk kita berbuat demikian" Insane bukan. Mana
mungkin boleh mencari alasan untuk membenci sebanyak itu. Untuk mencukupkan jari sendiri pn belum tentu boleh.

Sometimes bila hal begini terjadi, saya selalu mengingatkan diri, "Mesti aku sayang sangat orang ni sampai aku boleh berfikir sebigini jauh. Mana mungkin tanpa sayang, aku begitu care tentang dia. Fikir all this kind of things". Tapi sekali lagi, people make mistake. We thought that we did our best to protect someone, to make someone happy, or to please anybody (well who wont right. Its only because we think that it is the best decision, so thats why we did it that way, ryte) Sometimes its better to ask than to ponder. Because sometimes ponder wont make it any better. Why bother, just ask, that would make things easier.

But Allah has a better solution. BUkankah salah satu dari tanda taqwa itu memaafkan orang lain.

"(yaitu) Orang-orang yang berinfaq (karena Allah SWT), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mereka yang pemaaf terhadap (kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan." [3:134]

What a standard He set us. Bukanlah meminta maaf itu dituntut, tapi memberi maaf itu lebih tinggi darjatnya. Benar, bukan mudah memberi maaf. Mungkin mulut berkata, aku dah maafkan, tapi hati masih berat untuk bertemu dia, bibir masih berat mengatur bicara bila
bertemu, hati resah tak menentu. Astaghfirullah Astaghfirullah. Kan Taqwa itu tinggi darjatnya, maka wajarlah standard memaafkan itu diletakkan.

Maka duhai diri, belajarlah untuk berbaik sangka, belajarlah untuk memaafkan. Kerana kita tak pernah tahu apa yang dialami oleh orang lain. Apa yang mereka rasai, unless mereka ceritakan (well, itu pun masih bukan semuanya). Duhai diri, kerana aku sayang dia, aku berfikir sedemikian rupa, tapi sometimes we never know that it would hurt the other party. And for that, I am TRULY DEEPLY sorry. Because I am just me, the ordinary me, who make always make mistake. And seriusly, I am sorry. Never meant to hurt anybody, and it includes you.

Because I love You, and thats why I make those mistakes~

No comments:

Post a Comment