Al-Ala' bin Ziyad berkata,
"Di mimpiku, aku lihat manusia membuntuti sesuatu, lalu aku ikut membuntutinya. Aku terkejut. Ternyata, yang mereka buntuti adalah wanita tua renta berwajah buruk dan mengenakan sejumlah pakaian mewah dan perhiasan. Aku bertanya kepada wanita tua itu, "anda siapa?" Ia menjawab, "akulah dunia". Aku berkata, "aku berdoa kepada Allah, agar menjadikanmu benci kepadaku." Wanita itu menjawab, "Itu terwujud jika engkau benci wang".
[Az Zuhdu, Imam Ahmad, hal9.]
Before I fall asleep
When the clock strike 11.30 my eyes automatically get sleepy. Maybe my body just get use to it, trying to put a stop to what I am doing. Closing all the books that I am working at and arranging it neatly at the corner of my desk, I hope to continue the unfinished business tomorrow, insya Allah.
When I am on my bed, my eyes just couldn't sleep. I guess because of the coffee I drank just now. Agh it makes me frustrated!! I am yawning yet I couldn't sleep. Maybe I should get up and continue what I am doing just now, but I just resist to do it, I should continue tomorrow. Enough for today, I told myself. Then I remembered a story about one of the sahabat I once read. (I couldn't find the exact story, this is part of it. Insya Allah we'll get the ibrah of it)
"There was one leader years ago. He was doing his job when his daughters came in. They told their father that they tomorrow is Eidul Fitri yet they don't have anything to wear. After that, the lovely daughters went out and his servant suggest him to borrow money from Baitul Mal first and pay it back later. Masya Allah, even a great leader don't have enough money to but new clothes to celebrate this special day. Then he replied, "Could you guarantee that I still live tomorrow to pay the debt"."
Subhanallah, He lives today like tomorrow never exist. But what I am hoping is I still have another chance to continue it tomorrow. Knowing that we will die one day, will lead us to live in a right way hoping for ONLY His blessing en everything we do. Death is the final ending of human. When roh live our body, our hope of changing to be a better person will remain as a dream. Our planned in the future is all terminated. Nothing can be done after that. it is either we regret it now or later. Thinking of the unknown coming death really scares me, what am I going to be at then end? Will I have 'husnul khatimah' @ a good ending? Will I be able to present my self the best as I could? Will He grant me with His Jannah? Wallah a'lam. None of the answer will be known before the day of truth came. All I can do is plan for the best and work out the plan.
As a human we need to plan the best for the future. Just like when our prophet Yusuff ave interpretation of the King's dream. Allah mention in the Quran, "
"[(Yรปsuf (Joseph)] said: "For seven consecutive years, you shall sow as usual and that (the harvest) which you reap you shall leave it in ears, (all) - except a little of it which you may eat."
"Then will come after that, seven hard (years), which will devour what you have laid by in advance for them, (all) except a little of that which you have guarded (stored)" [Yusuf,12:47-48]
Remembered of that, it is important for us to plan ahead. Just like Yusuf planned for the coming drought. But I must remember to always tajdid (refresh) my intention; that everything I do is hoping for His Blessing. If not everything will be a waste.
Finally yet the most important. we know that we can only plan and the ending is up to the Master Plan above. After all, He will decide everything and everything that happen is the best that can happen.
Then my heart is at ease, and my eyes are now ready to sleep. I prayed for His forgiveness and pray that if tomorrow come, may it be better that today, ameen. Good night
Nak Jadi macam AIR
dah berjaya convert format video ni alhamdulillah
jadi boleh share sama-sama**winkwink**
saya sangat suka video ni:D
macam mana air yang mengalir tuh boleh membawa kehidupan kepada bumi yang mati
dan meskipun air itu cetek, sebenarnya pelbaai manfaat yang diperoleh oleh makhluk-makhluk di bawah sana
dan air tak memilih kemana dia harus pergi
senang saja die menyusupi setiap keadaan dan suasana
menarikkan air:D
Burung di udara
AGh payah sungguh nak memahami terms-term matematik ni. 'primitive element', 'generator', 'sub group', 'cardinality' etc etc. Baru tahun ini aku sedar betapa pentingnya penggunaan bahasa dalam matematik, does it make any sense? Jadi aku kembali melihat kosong lembaran kertas dihadapan ku. AGH aku menarik nafas panjang dan mengalih pandangan ke luar jendela. Kosong jua sebenarnya, namun ada sedikit ketenangan yang timbul. Melihat hidupan yang terus bergerak dibawah kasih dan cinta Nya. Tenang dirasai bila melihat burung-burung berterbangan bebas ke sana ke mari. Tanpa halangan jua sempadan.
Dulu sewaktu kecil, kerap kali aku bermimpi menjadi burung, bisa kemana sahaja yang aku kehendaki melihat alam luas ini, bak burung hud-hud.Namun hanya satu yang aku hiraukan jika aku seekor burung, macam mana kalau ditembak pemburu? Hanya itu kerisauan yang dapat aku pikirkan. Pemikiran kanak-kanak, lagipun baru belajar mengenai kepupusan burung-burung:)
Namun kini, bila dilihat burung, pelbagai perkara menerjah fikiran. Bagaimana bisa mereka terbang dengan begitu indah? Tiada apa yang menampung mereka diudara, namun mereka masih bisa mengapungkan diri. Tidak penatkah mereka berterbangan sepanjang hari? etc etc etcSaya tertarik dengan satu video ini,
Subhanallah, indahnya ciptaan Yang Esa. Hebatnya sistem yang mereka gunakan. Perhatikan bagaimana mereka meluncur ke dalam air? It is the exact way penerjun melakukan lompatan. Straighten your body first supaya kurang air terpercik, Masya Allah. Kita banyak belajar dari alam sekeliling kerana ciptaan-Nya lah yang sempurna. Dan tiada kecacatan yang dapat dijumpai melainkan ianya adalah dari tangan manusia itu sendiri.
OK enough with rest:) Get back to work. Ya Allah luruskan niat hamba dan aku pohon agar aku mampu beribadah semata-mata kerana-Mu, ameen
Pohon Dingin
Daun-daun hampir hilang kesemuanya diterbang angin.
Kini tinggal hanya sisa sahaja, itupun dah tanpak kekuning, menanti saat gugur ke tanah.
Pokok-pokok itu kulihat sepi sendiri.
Dahulunya hijau merimbun kini berdahan kosong.
Meskipun begitu, masih ada burung-burung yang sudi bertandang
menemani pohon yang sepi keseorangan.
Cemburu dengan pokok itu.
Meskipun angin sejuk yang terus-terusan bertiup, ia masih gagah berdiri.
Dan biarpun keindahan yang hampir pudar, masih ada yang menghargai kerana sedar akan jasanya selama ini.
Begitu juga hidup kita manusia, kita harus terus tabah walaupun berada di zon tidak selesa.
Harus tegar dengan segala ujian yang melanda
Kerana pasti tiba musim bunga selepas ini,
Pasti pucuk baru akan tumbuh kembali
kerana itulah sunnatullah alam ini
Musim dingin akan berakhir dan bila tiba masanya bunga-bunga akan mekar kembali
Ujian getir akan berlalu pergi namun adakah kita mampu menangani?
Jika dirasa lesu sendirian,
bukankah ada burung yang menyinggah, menyanyi riang?
sedang Musa memerlukan Harun,
apakah lagi manusia biasa seperti kita
Kenallah DIA di masa lapang
saya memetik daripada sebuah buku saya baca.
Dalam satu riwayat daripada Tirmizi, Rasulallah meneruskan pengajaran kepada Ibn Abbas iaitu "peliharalah Allah nescaya engkau dapatiNya berada di hadapan engkau, menyertai dan menolong engkau. Dan kenallah Allah pada masa lapang, nescaya Ia kenal engkau pada masa susah dikala engkau sedang menhadapi perkara yang sukar"
Apa yang diertikan dengan mengenal Allah. Jika manusia, kita kenal mereka melalui nama dan sifat. Tapi bagaimana dengan Pencipta yang Agung ini? menurut penulis, kenal Allah bukan sekadar mengetahui namaNya dan sifatNya, tetapi wajiblah ingat serta memelihara agamaNya. Memelihara agama bereti menjadi orang yang menurut hukumNya dan mengikut peraturannya. Namun ini bukan terhad di masa kita memerlukan Nya semata. Hal ini dapat dilihat apabila ada orang yang teresa-gesa mengerjakan ibadat dan zikrullah dan berdoa apabila dia sedang diuji dengan kesusahan mahupun kesempitan. Ini bukanlah orang yang kenal Allah menurut yan dikehendaki Rasulallah.
Sebenarnya mengenal Allah pada masa senang adalah amat sukar. Saya tertarik denan kisah Nabi Allah Yunus yang tetap ingat akan Allah pada masa lapang dan menjadi sebab baginda dilepaskan dan diselamatkan dari perut ikan, seperti yang Allah sebutkan dalam ayat berikut:-
"Maka sekiranya tidak ia dari mereka yan banayk bertasbih (menyebut Allah) nescaya tinggallah dalam perut (ikan) itu hingga hari (manusia) dibangkitakan. Lalu Kami campakkan dia di tanah kosong di tanah kosong dalam keadaan sakit" [Surah Al-Saffat: 143-145]
Doanya diperkenankan waktu dalam kesusahan, sesuai dengan hadith Rasulallah yang mengatakan, "Bahawa barangsiapa suka akan diperkenankan Allah doanya pada waktu kesusahan, maka hendaklah ia membanyakkan doa pada waktu lapang"
Jika kita lihat pada norma manusia sekalipun, pasti manusia akan lebih kasih akan orang yang selalu mengingatinya. Seseorang itu akan lebih mudah untuk menolon sesorang yang dia berbanding orang yang tiba-tiba muncul meminta apabila kita susah. Saya tertarik apabila membaca keterangan yang diberikan oleh Salman AL-Farisi, salah seorang sahabat yang terkemuka-
"Apabila seseorang lelaki selalu memohon kepada Allah pada waktu senang, kemudian ia mengenali kesusahan lalu ia memohon kepada Allah waktu senang, kemudian ia mengenali kesusahan lalu ia memohon kepada ALlah, maka berkatalah malaikat: "suara ini sudah terkenal. Maka tolonglah akan orang yang empunya suara itu" Sebaliknya, jika suaranya tidak dikenal selama ini kecuali dimasa susah, malaikat itu juga berkata, bahawa suaranya tidak pernah dikenali maka tak usahlah ditolong akan dia"
Ingin Berlari Pulang
Apabila cuti menjelang seperti ini, hati meronta-ronta ingin terbang pulang. Terbayang-bayang hilai tawa satu persatu
Senyum manis terukir disetiap wajah
Pelbagai perkara yang ingin dibicarakan
Bibir ringan menutur kata bersenda gurau
Ku terkenang
Ku rindu
Masya Allah, indah sungguh perasaan kasih sayang yang DIA kurniakan
dengan kasih, hati jadi senang
dengan cinta, taman hati sentiasa ditemani bunga-bunga indah
Namun alangkah ruginya jika cinta itu tidak disandarkan semata-mata kerana-NYA
Teringat kata-kata seseorang, "kenapa anda sayang ibu dan ayah anda?"
Mestilah sebab ibu ayah dah melahirkan dan membesarkan saya
dah jaga saya susah, beri saya kasih sayang etc etc etc
Kemudian soalan yang sama ditanya kepada Alex (for example)
Dia pun memberi jawapan yang seakan-akan dengannya
Hmm jadi apa bezanya seorang muslim menyayangi keluarganya dengan seorang non-muslim
sedangkan kita tahu seorang muslim itu lebih istimewa daripada yang lain?
Apa yang membezakan kita dan dia adalah kenapa kita melakukan perkara tersebut
Lebih molek dan indahnya kasih sayang itu jika kita sandarkan kepada Pencipta yang Satu
Kerana-Nya lah kita disini, dan kerana Nyalah kita dapat mengecapi kasih sayang itu,
kerana DIA lebih dahulu menyayangi kita
sebab itulah DIA meminjamkan keluarga yang kita amat sayang itu kepada kita
SWEETNYA ALLAH
Jadi kita menyayagi ibu ayah kita kerana Allah suruh kita taat kepada mereka
kerana mereka adalah Nikmat yang amat Indah dia berikan kepada kita
ALHAMDULILLAH
Dan kerana itu kita sayang sangat dan hormati mereka sangat sebab kita cintakanNya
“Orang-orang yang saling berkasih-sayang kerana keagunganku mereka mendapat minbar daripada cahaya yang mana para Nabi dan syuhada rasa cemburu dengan mereka." Hadis riwayat Tirmizi - sanad sahih.
Masya ALlah indahnya kasih sayang itu, apabila saya sedar bahawa Allah masih memberikan saya keluarga yang bahagia ini, saya amat mensyukurinya. Meskipun saya tidak berada di sana, saya tahu Allah masih hadirkan mereka dalam hidup saya, dan kami mash dikurniakan sifat kasih sayang itu, ALHAMDULILLAH
Jadi ku pujuk hati ini, tak apa fatihah:) Alhamdulillah Allah jaga mereka semua, jadi apa y saya perlu buat adalah lunaskan tanggungjawab saya disini. Sebab itupun amanah Allah, Insya Allah
Senyum manis terukir disetiap wajah
Pelbagai perkara yang ingin dibicarakan
Bibir ringan menutur kata bersenda gurau
Ku terkenang
Ku rindu
Masya Allah, indah sungguh perasaan kasih sayang yang DIA kurniakan
dengan kasih, hati jadi senang
dengan cinta, taman hati sentiasa ditemani bunga-bunga indah
Namun alangkah ruginya jika cinta itu tidak disandarkan semata-mata kerana-NYA
Teringat kata-kata seseorang, "kenapa anda sayang ibu dan ayah anda?"
Mestilah sebab ibu ayah dah melahirkan dan membesarkan saya
dah jaga saya susah, beri saya kasih sayang etc etc etc
Kemudian soalan yang sama ditanya kepada Alex (for example)
Dia pun memberi jawapan yang seakan-akan dengannya
Hmm jadi apa bezanya seorang muslim menyayangi keluarganya dengan seorang non-muslim
sedangkan kita tahu seorang muslim itu lebih istimewa daripada yang lain?
Apa yang membezakan kita dan dia adalah kenapa kita melakukan perkara tersebut
Lebih molek dan indahnya kasih sayang itu jika kita sandarkan kepada Pencipta yang Satu
Kerana-Nya lah kita disini, dan kerana Nyalah kita dapat mengecapi kasih sayang itu,
kerana DIA lebih dahulu menyayangi kita
sebab itulah DIA meminjamkan keluarga yang kita amat sayang itu kepada kita
SWEETNYA ALLAH
Jadi kita menyayagi ibu ayah kita kerana Allah suruh kita taat kepada mereka
kerana mereka adalah Nikmat yang amat Indah dia berikan kepada kita
ALHAMDULILLAH
Dan kerana itu kita sayang sangat dan hormati mereka sangat sebab kita cintakanNya
ุงْูู
ُุชَุญَุงุจََّْูู ِْูู ุฌََูุงِْูู َُููู
ْ ู
ََูุงุจِุฑُ ู
ِْู ُْููุฑٍ ، ُูุบْุจِุทُُูู
ْ ุงْูุฃَْูุจَِูุงุกُ َูุงูุดَُّูุฏَุงุกُ
“Orang-orang yang saling berkasih-sayang kerana keagunganku mereka mendapat minbar daripada cahaya yang mana para Nabi dan syuhada rasa cemburu dengan mereka." Hadis riwayat Tirmizi - sanad sahih.
Masya ALlah indahnya kasih sayang itu, apabila saya sedar bahawa Allah masih memberikan saya keluarga yang bahagia ini, saya amat mensyukurinya. Meskipun saya tidak berada di sana, saya tahu Allah masih hadirkan mereka dalam hidup saya, dan kami mash dikurniakan sifat kasih sayang itu, ALHAMDULILLAH
Jadi ku pujuk hati ini, tak apa fatihah:) Alhamdulillah Allah jaga mereka semua, jadi apa y saya perlu buat adalah lunaskan tanggungjawab saya disini. Sebab itupun amanah Allah, Insya Allah
Inang Anak Perantau
Daun-daun hampir hilang kesemuanya diterbang angin.
Kini tinggal hanya sisa sahaja, itupun dah tanpak kekuning, menanti saat gugur ke tanah.
Pokok-pokok itu kulihat sepi sendiri.
Dahulunya hijau merimbun kini berdahan kosong.
Meskipun begitu, masih ada burung-burung yang sudi bertandang
menemani pohon yang sepi keseorangan.
Cemburu dengan pokok itu.
Meskipun angin sejuk yang terus-terusan bertiup, ia masih gagah berdiri.
Dan biarpun keindahan yang hampir pudar, masih ada yang menghargai kerana sedar akan jasanya selama ini.
Begitu juga hidup kita manusia, kita harus terus tabah walaupun berada di zon tidak selesa.
Harus tegar dengan segala ujian yang melanda
Kerana pasti tiba musim bunga selepas ini,
Pasti pucuk baru akan tumbuh kembali
kerana itulah sunnatullah alam ini
Musim dingin akan berakhir dan bila tiba masanya bunga-bunga akan mekar kembali
Ujian getir akan berlalu pergi namun adakah kita mampu menangani?
Jika dirasa lesu sendirian,
bukankah ada burung yang menyinggah, menyanyi riang?
sedang Musa memerlukan Harun,
apakah lagi manusia biasa seperti kita
Cintaku kepada dia
di kala aku sibuk menela'ah pelajaran
pasti aku akan putarkan lagu-lagu menjadi halwa telinga
dan pada kebiasaanya aku 'simply' memilih 'play all' button
hanya dengan satu click playlist akan diputarkan satu persatu
ada ketikanya aku menekan-nekat butang 'forward' and jump to the other song
jika bukan lagu kesukaan akan ku pilih lagi butang itu tadi
dan di suatu ketika 'balada selawat' nyanyian raihan kedengaran
entah kenapa tanganku pantas untuk menekan button itu
tapi hatiku dhantui rasa bersalah
kenapa tidak aku mendengarkan balada selawat tersebut
mengingatkan aku kepada kekasihku yang satu itu
jika ku kata cinta, bagaimana bisa aku terdetik untuk 'play next'
hanya sekadar itukah cintaku kepadanya?
hanya takat itukah aku mengasihinya?
terkenang nukilan ayahanda yang pernah kubaca
coretan yang mampu mengalirkan mutiara jernih diwajah siapa yang membacanya
hingga ke akhir hayat baginda mengingati kita
mengingatiku
jadi bagaimana mungkin aku boleh mimilih punat itu
Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah
aku beristighfar sejenak
hati menjadi hening dikala mendengar lantunan suara lunak itu
hati ikut sama melafazkan selawat ke atas junjungan besar Baginda
moga aku mampu bersua dengan kekasih agungku di suatu hari nanti
moga beliau mengecami diri ku ini
dan aku perlu menyiapkan diri bermula saat ini
memasatikan kami dapat bersua dalam keadaan yang terbaik
ameen
Subscribe to:
Posts (Atom)