safely landed in Auckland Airport at 9:05pm Jetstar
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. This is my second day in Auckland, and I wonder what I should do as I have all day to spend with anything I want. In fact, I have the rest of the week, before my next class, on Wednesday start. This year, time is no longer an issue, as a matter of fact, what is more important is what I wanna do, and what I want to achieve this time. Last time, I've to struggle with time, putting my study as my second priority. I know, It shouldnt be that way, I know. "Study is not everything, yet not my second priority" a slogan that I always hear, but how would you apply it in your life as a daie'.
As a daie, we should or the least try our best to excel in our study. It is something that people look upon to, something that people will judge us on. When I failed to get my Honour title last time, my dad asked me, "did you do something else back then, do you not focus in your study, do you this, do you that, lalala". I do not blame him for having that thought, and it is normal for a dad to cocern about his daughter, especially when it is about our future. I blame myself for that, as I am the one who did not manage my time, organizing my own schedule and so on.So why should others be blame?It hurts a lot, when our failure give a bad image to da'wah. Because we know that this path has never been easy. But at the same time, kita merasakan ke'best'annya, nikmatnya dalam berjumpa orang lain, bersua muka, bersalaman mesra dan sama2 dalam majlis ilmu mencari-cari nur yang akan membasahkan hati, membawa kita kembali dekat kepada Pecipta yang Esa. Di jalan ini juga kita menemui hati-hati yang amat dahagakan islam itu, jiwa-jiwa yang suci yang ingin disentuhi, pantas untuk kita sentuhi dengan penuh kasih sayang:') Di jalan ini banyak yang kita pelajari, jauh lebih banyak dari duduk berteleku selama berjam-jam di dalam bilik berhawa dingin itu. Indah kan jalan ini:') Tapi kini, kerna kegagalan itu, mereka menyalahkan jalan yang aku cintai ini, meletakkan segala kesalahan kerana aku terlalu asyik di sini.
Tapi bukan mereka yang harus dipersalahkan. Kerana mereka tidak mengerti. Mereka tidak merasai manisnya jalan ini. Jadi bagaimana mungkin, kita mengharapkan mereka untuk memahami. Malah kita harus bersyukur, kerana ada yang merisaukan kita, merisaukan kegagalan kita, dan bagaimana masa depan kita. Mungkin tanpa kegagalan ini, kita tidak mampu melihat semua itu, kita tidak akan lebih bermunajat kepada-Nya mengharapkan agar Allah melihat kita dengan andangan yang penuh kasih, bukan pandangan yang hina seperti yang kita peroleh di dunya ini.
Ya sedar ataupun tidak, mereka akan menyalahkan jalan ini. Mungkin orang lain pun fail, tapi bila 'kita' fail, seolah-olah terang bersuluh jadinya. But Its OK, ada hikmah disebalik segalanya, dan aku redha ya Allah:')
But as I reflect and bermuhasabah and what I could do to improve it (muhasabah itu tandanya bukan menyesali takdir, tapi berdoa agar kita dapat menjadi lebih baik lagi di masa hadapan), I would learn how to organize myself, how to be more efficient in learning, and how to be more efficient in da'awa. Because time is not a thing that we always have, tomorrow might not be ours. So lets be organize and appreciate the time we have. Kerana detik akan terus berjalan, dan rakit dan a'tid akan terus-terusan menulis. Dan bila tiba hari ia disingkapkan, adakah kita ingin menjadi orang yang berdalih, 'oh aku tidak melakukan hal ini ya Allah', 'oh aku melakukan ini kerna ...', 'oh aku tak perasan pun aku buat itu dan ini'. Pada detik itu, hanya Rahmat dan Kasih sayangNYA yang dapat menyelamatkan kita. dan apa hujah kita kala bertemu denganNYA?
No comments:
Post a Comment