Tawakal Nabi Musa

diriwayatkan, Nabi Musa as. mengalami sakit gigi, lalu mengadukan hal itu kepada Allah.Maka Allah swt memerintahkan: “Ambillah rumput orang itu dan letakkan pada gigimu!” Lalu Musa a.s pun berbuat demikian, dengan izinNYA, sakit giginya pun sembuh.Beberapa hari kemudian, sakit giginya datang lagi. Lalu, Musa a.s pun mengambil rumput yang sebagaimana pernah dilakukan sebelum ini dan meletakkan pada giginya. Namun, tak berhasil. malah, sakit giginya bertambah teruk dari biasa. lantas Musa a.s pun mengadu kepada Allah swt. “ Wahai Tuhanku, bukankan Engkau mengarahkan aku untuk berbuat demikian tetapi mengapa ianya tidak melegakan aku?”Allah swt menjawab: “Wahai Musa, Akulah yang menyembuhkan dan Akulah yang menyihatkan. Aku yang memberi bencana dan Akulah yang memberi manfaat. Kali pertama kamu datang kepadaKu dan mengharapkan pertolongan Aku, lalu Aku sembuhkan sakit kamu. Sekarang engkau menuju kepada rumput dan tidak menuju kepada-Ku.”
(rujukan : “Nuruzh-ZhalΓ’m” karya Syekh Nawawi Banten)

rasa macam ditampar-tampar apabila membaca kisah ini...*dushdush*
sejenak beristighfar, istighfar, dan istighfar.moga menhapus kesilapan masa lalu..seringkali kita rasakan oleh kerana kita lakukan hal ini, makan hal ini akan berlaku..contoh tipikal di musim peperiksaaan,


"kalau aku belajar from 8am-12am, aku mesti excel exam kali ini. sebab last time aku buat strategi macam tulah ak score.."
"Kalau aku belajar dengar walkman or tengok citer mesti aku tak tidur"
"Kalau aku makan ubat ni, esok sihat kot"

astaghfirullah, sedar atau tak sedar kita telah meletakkan kerana usaha kitalah kita berjaya. Namun disebalik kejayaan itu, merupakan sebuah nikmat dari DIA, memberi kita secebis kebahagiaan dalam mengecapi kejayaan itu. Jadi, hakikatnya jika kita meletakkan kerana usaha kita kita berjaya, samalah juga alnya kita dengan Qarun yang hidup sezaman dengan Nabi Musa pernah berkata, dan hal ini termaktub abadi dalam surah Al-Qasas, 28:78 yg bermaksud


"Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku". Tidakkah dia tahu bahawa Allah telah membinasakan umat2 sebelumnya yg lebih kuat daripadanya, ...."[28:78]


Waiyazubillah. Lindungilah hamba ya Allah dari kata-kata sedemikian, dari lintasan hati sedemikian rupa, kerana aku tidak mahu ianya menjadi kemurkaanmu buatku. Hanya dengan rahmat dan kasih sayangMUlah segala apa yang aku miliki hari ini dan apa yang bakal aku miliki kelak. Aku serahkan urusan ku padaMu, kerana Engkau lebih mengetahui apa yang terbaik buatku. Kerana aku hanya sekadar mampu berusaha, dan hasilnya aku serahkan buatmu, kerana Engkaulah Yang Maha Adildalam Penghisaban, ameen.

sedar tak sdar juga, kita pada hakikatnya tidak tahu apa yang akan berlaku pada hari esok, maka seharusnya kita menyatakan "Insya Allah dalam segala ucapan kita, kerana kita sendiri tak pasti masih akan diberi peluang atau tidak untuk berada di saat itu. Di sini saya teringat ayat terakhir dari S.Luqman


"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."[31:34]

Luruskan niat dan kembali belajar, Yuk:)

Nyatakan Kasih mu padanya

Dari Anas r.a bahawa ada seorang laki-laki berada dekat Rasulallah s.a.w, lalu ada seorang lelaki lewat di depannya. Orang itu (yang berada dekat dengan Rasulallah) berkata, "Ya Rasulallah, sungguh saya mencintai orang itu." Rasulallah bertanya, "Apakah kamu sudah memberitahunya?" Ia berkata, "Belum" Rasulallah saw, "Beritahukan kepadanya." Kemudia ia mendekati orang itu dan berkata, "Sungguh aku mencintaimu kerana Allah swt". Lelaki itu menjawab, "Mudah-mudahan Allah-yang keranaNYA engkau mencintai aku- mencintaimu"

Meeting @ Gallery

fuuuuhh at this moment, dalam rumah sendiri pun rasa nak menggigil,
sambil cuba untuk membuat tutorial, mata rasa macam menahan berat berkilo-kilo berat,
so i decided to write things which happen this morning..
n suddenly all the weight disappeared and my brain now functioning well
**sigh**wonder why is that??
back to the main purpose of writing, this morning as usual we had a meeting at 10am at Gallery Cafe. So i rushed walking down the hill after work, and try to be early; then I can grab a cup of caramel latte which now turned out to be my favorite lately, all thanks to my lovely roomate. Now I frequently alternate between mocha and caramel latter. Good ey:)
Finished with coffee, my lecturer walk in the cafe; he looks extraordinary fine today. Walking confidently as he normally is with smile on his face. Hmmm he must be up to something I guess.

So he started the meeting by asking us about our exam. How we feel about it. Anxious? Nervous? Confident? and all sorts of possible feeling. Hmm to be honest I haven't deeply think about it actually. Maybe because I haven't seriously start working on it. *sigh* (but it is OK, I do what I am suppose to do, Insya Allah.) But of course everyone is nervous. Afraid of what the outcome will be. Not prepared. and etc etc. Surprisingly everyone share the same thought, the same feeling. "Afraid of not being here next semester." OOOkkk. Now I am scared!! The same feeling had actually cross my mind. Not to deny it. I had the same thought few times. Feels miserable thinking about it. so don't think. Put it aside cause I can do nothing about it. Move to Rubbish bin folder please. And alhamdulillah He stopped me from thinking about it. From worrying about it. And life goes on, worrying level reduce and smile:)

But that is human ey. We live with what we feel and with what we thought We worried about things that has not yet to come, and we regret with things already happen. That is normal. Normal people feel like that. But we are not normal!! We are extraordinary in every sense. We are way better than that. Because we are a Muslim; a Mukmin indeed. We believe that everything has been written by our Greatest Planner. We believe that things happen for a good reason. We believe that He know what is best for Us: Because we are a Mukmin.
"So do not weaken and do not grieve, and you will be superior if you are [true] believers (mukmin)." [3:139]

But don't blame yourself for the bad feeling you have. Don't feel bad for what you are feeling now. Because everything happen for reason. But take a moment to 'istighfar'. Take a moment to reflect: without the short moment of 'negativity', maybe you wouldn't work hard to achieve your goal. Maybe for not having the 'down' feeling, you wont get up, take wudhu' and get back to HIM, talk to HIM, crying in front of HIM. Maybe for not having the slight fear in you, you will forget HIM and forget that HE has the remote control to change things for you. Without these you wont achieve that. Without now, there is next. Without HIM there is no us. That is the rule of thumb.

However, the only difference between a us; a Mukmin and someone else at this moment is when do we decide to gather all our strength and get up from that 'negativity'. A mukmin will quickly realize that we are not in complete control of our own live because we believe that there is Qada and Qadar; fated for us. A mukmin will quickly shake his head, istighfar and get back to HIM; ASAP. Because that is where we belong. Don't feel bad, don't be sad. Because He has the BEST plan for us. And have faith in HIM. Everything happen for a good reason.

"....."Do not grieve; indeed Allah is with us." And Allah sent down his tranquillity upon him and supported him with angels you did not see...."[9:40]

"O Prophet, urge the believers to battle. If there are among you twenty [who are] steadfast, they will overcome two hundred {ratio 20:200} . And if there are among you one hundred [who are] steadfast, they will overcome a thousand {ratio 100:1000} of those who have disbelieved because they are a people who do not understand." [8:65]

After hearing all our complains, He smile and with this sparkling eyes; full of confidence indeed he says; don't worry all of you will be here next semester, I am keen to work with and we will put the best effort together. He added, don't worry about things that has happen because you can do nothing about it. And to the thing that will happen, don't think too much (in neative terms) about it because it can do nothing as well. Might as well you don't think too much and just put the best effort. Definitely undergraduate paper is not the same with masters paper (700-level): deep inside I agree; a huge difference indeed. What a great lecturer he is :)

And I am right, my lecturer has a meeting afterwards. and on top of that he is taking his flight off to South America this weekend. Another reason to be extra 'smart' today. ^_^


OK I'm done with my writing, time to get back to work.
.::May Allah guide me and you in every breath we take and bring us closer to HIM, to HIS love, Because He is the most Gracious, most Compassionate ::.

Ibadah dan Khalifah

tujuan hidup manusia itu ada dua, iaitu sebagai khalifah di muka bumi dan juga untuk beribadat kepada Allah. sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?". Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya". [2:30]

Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepadaKu. [51:56]

telah jelas dan nyata, Allah menciptakan seseorang manusia itu untuk menjadi khalifahNya di bumi. apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan 'khalifah' itu? pemimpin? benar! tapi pemimpin kepada siapa? memimpin untuk apa? hurmm.

sesungguhnya, khalifah yang dimaksudkan di sini harus paling tidak bertanggungjawab memimpin dirinya dan umat manusia yang lain, untuk beribadah kepada Allah. kenapa harus 'memimpin' orang lain untuk beribadah sedangkan Allah telah tetapkan mereka sebegitu?

dan kenapa harus diciptakan khalifah dari kalangan manusia? sedangkan manusia itu sendiri memang sejak azalinya dikatakan akan melakukan kerosakan di muka bumi ini? layakkah untuk memimpin? haishh.

tapi kan, cuba kita lihat sekeliling. specifically, library. dalam library tu, tiap-tiap buku ada 'coding' tersendiri; denotes which rak would they belong. people come and go, pick up any books they want to read and once done, main letak ja merata.

and there are librarians, yang tugasnya adalah untuk put those books back in their places. they do the same routine each day. wonder, kenapa kena ada mereka sedangkan buku-buku tadi dah ada pun 'coding', so boleh ja letak balik tempat asal?

berbalik kepada kes khalifah dan ibadah. library itu adalah alam ini, 'coding' buku tu ibarat garis pandu dalam beribadat yang sudah Allah tetapkan, librarian itu adalah khalifah, dan readers itu umat manusia.

ada manusia yang mencampur adukkan buku-buku tersebut, tapi selepas itu akan ada manusia lain yang akan meperbetulkannya. akan ada manusia yang melanggar rules beribadat, jadi haruslah ada manusia untuk memperbetulkannya. dan manusia itu adalah KHALIFAH.

nampak tak apa yang cuba disampaikan? things are hardly explained by writings, you know. so, maaflah kalau gambaran sebenar tak sampai. itu kelemahan aku dalam menulis. huhu.

apa-apa pun, please take note of those two tujuan hidup. sebagai khalifah dan untuk beribadah kepada Allah. and setiap manusia adalah khalifah okay! bukan PM or raja or sultan semata-mata. each and every one of us tau! :)

jzkk: sharing:)

Indahnya menjadi orang beriman

Indahnya menjadi orang beriman,
kerana kita tahu semua yang terjadi adalah yang terbaik kepada diri kita,
Indahnya menjadi orang beriman,
kerana kita tahu segala yang terjadi itu telah tersurat di luh mahfuz,
dan perkataan kalau itu memang tidak pernah wujud bagi kita,
tanda syukur dipanjatkan padaNYA atas apa yang telah terjadi

Indahnya menjadi orang beriman,
apabila kita sekecil2 hal itu bisa membuatkan kita gembira,
apabila setiap detik yang berlalu kita gunakan untuk mengingati DIA,
apabila setiap apa yang kita lihat menjadikan kita insan yang lebih bererti
dan setiap kata yang terkeluar adalah kata-kataNYA

Alangkah indahnya hidup dalam naungan iman,
apabila kesakitan yang kita rasai adalah tanda ingatan DIA buat kita,
apabila kesakitan yang kita fikirkan negatif itu hakikatnya tanda kasihNYA pada kita,
apabila kesakitan itu membawa kita lebih dekat kepada sang Pencipta,
malah lebih hebat lagi, si DIA janjikan keampunan buat kita
Sabda Rasulullah s.a.w, “Tidaklah menimpa seseorang yang beriman itu mengalami rasa sakit yang berpanjangan, kepayahan, penyakit dan juga kesedihan, bahkan sehinggakan kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim)
Masya Allah, siapakah Pencinta yang lebih hebat dari DIA?

Alangkah indahnya hidup sebagai hambaNYA,
tiada satu saat pun yang kita pantas kesalkan,
tiada satu peristiwa pun yang akan kita padamkan dari kehidupan yang lampau,
tiada satu pun detik yang akan kita ragui manfaatnya buat kita,
kerana DIAlah cinta yang teragung,
kerana DIAlah pencipta kita,
kerana tanda kasihNYAlah wujudnya kita hari ini
seorang insan yang diberi nama si polan dan si polan
yang jika tidak keranaNYA kita hanyalah setetes air mani yang tidak bernilai,
seorang insan yang tidak punya apa-apa, miskin, hina dina

Alhamdulillah dipilih olehNYA untuk merasai segala perasaan ini,
Alhamdulillah dipilih olehNYA untuk menilai kehidupan ini dari dimensi yang berbeza,
Alhamdulillah dipilih olehNYA untuk berada pada detik ini, di ketika ini
sebagai Nurul Fatihah Mohd Razali
berserta masa silamnya
berserta masa kini kerniaanNYA
dan masa hadapan yang masih kucari bagaimana penghujungnya
Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah

.::ya Muqallibal qulub, thabbit qulubana 'ala deenik, wa'ala to'aatik::.
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati,
teguhkan hati kami di atas agama-Mu



Effective Muslim

Suatu saat, setelah Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat dzuhur, beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa pada hari ini ?”

Semua orang terdiam kecuali Abu Bakar yang menjawab,
“ Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya lagi,
“ Siapakah yang telah bersedekah kepada kaum papa pada hari ini ?” Lagi-lagi tidak ada yang menjawab selain Abu Bakar,
“Saya, wahai Rasulullah.”
Untuk yang ketiga kalinya, Rasul bertanya,
“Siapakah yang telah menjenguk orang sakit hari ini ?”
Tidak ada yang menjawab selain Abu Bakar,
“Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya lagi,
“ Siapakah yang telah mengantarkan jenazah pada hari ini ?” Abu bakar menjawab,
“ Saya, wahai Rasulullah.”
Rasul bertanya kembali,
“Siapakah yang telah mendamaikan dua orang yang berselisih pada hari ini ?” Abu Bakar menyahut,
“ Saya, wahai Rasulullah.”

Sejurus kemudian Rasul SAW bersabda,
“ Tidaklah seorang mukmin mengerjakan satu kebaikan di antara perbuatan tersebut kecuali satu pintu dari pintu-pintu surga kelak akan berseru di hari kiamat “ Mari masuklah ke sini.”

Abu Bakar bertanya,
“ Bagaimana jika seseorang itu mengerjakan semuanya ?”
Rasul menjawab,
“ Sesungguhnya di antara sebagaian umatku ada yang dipanggil oleh pintu-pintu surga yang ada secara bersamaan dan engkau adalah orang yang pertama kali yang dipanggil, wahai Abu Bakar. ”

Menjadi seseorang sebagaimana Abu Bakar bukan perkara mudah. Segala tanggungjawab kepada Allah dan insan sekeliling telah dia penuhi. Bayangkan dalam masa beberapa jam sahaja selepas subuh, dia telah melakukan hampir semua 'kunci-kunci' ke syurga. Dalam beberapa jam itu juga, dia telah memenuhi haknya kepada orang lain dalam ziarahnya, sedekahnya, dan mendamaikan 2 pihak yang bersengketa. Subhanallah. Jom jadi proactive, mulakan harimu dengan senyuman dan teruslah melangkah ke hadapan:)

Ukhwah Snow Ice

Ukhwah merupakan unkapan yang sering kita dengar. ungkapan seperti 'ukhwah itu indah', 'berjumpa tak jemu, berpisah tak gelisah', 'ukhwah fillah abadan abada', semuanya menggambarkan manisnya sebuah ikatan pertemuan itu. Tapi hakikatnya, kata-kata itu tinggal kata2 sahaja seandainya tidak dirasai, tidak dialami sendiri. Well experience has always been the best teacher, ai.

Hakikatnya dari dulu saya mencari erti manisnya sebuah ukhwah. Apa yang membezakannya dengan sebuah persahabatan biasa? Apa yang sangat special? tahun demi tahun, alhamdulillah tahun ini Allah izinkan saya merasai secebis manisnya ukhwah itu. Pelbagai cara Allah tunjukkan, satu persatu yang membuatkan saya rasa 'flattered' dengan kasih sayang ini. *Ouch susah sebenarnya nak saya mengaku macam ni* tapi ini hakikatnya. Seperti seorang teman saya katakan, jangan pernah jemu memberi, kerana erti hidup pada memberi. dan sedikit demi sedikit saya cuba menyelami frasa itu. Tapi apa yang bestnya ukhwah, mungkin tak akan saya share sekarang, just a bit reflection of what we did this evening:)Sepetang ini saya sort of 'hang out' dengan insan2 istimewa. Memang membahagiakan bila melihat senyuman mereka, mendengar gelak tawa mereka, dan mengabadikan setiap ekspresi unik mereka (sekarang saya dah senyum2 teringat muka sorang2 huhu). And one of the thing we did was, enjoying our snow ice. It looks great at first; with all the garnishing; strawberry ice cream terletak elok ditengah dan dihiasi pula dengan whipped cream dan icing sugar, pastu ada pula snow ice yang sangat amat lembut dihiaskan dengan strawberry syrup, chocolate syrup etc etc. But since tunggu waffle yang lambat siap, snow ice melted. Dah jadi macam bukit yang hampir ranap. Tapi kan, bila makan the taste remain (maybe not 100% though); and anda masih akan tersenyum bila memakannya. huhu. maybe saya bias sebab saya mm suka ice cream:)

I was thinking, adakah ukhwah seperti ice cream itu? Selalu digambarkan dengan perkara2 yang indah, ukhwah itu best sebab kita akan berpesan2, ukhwah itu best sbb we will always be there for each other dan sebagainya. Tapi hakikatnya, keindahan itu kita tak akan hargai selagi kita tak merasainya sendiri. Ruang untuk bersahabat itu pasti telah disediakan Allah, kawan ada jek disekeliling kita, tapi jika kita tak hargainya, x cherish mereka, lama kelamaan ia akan cair, pudar. Hati mereka mungkin akan pudar juga. Lama kelamaan people around will notice that something is wrong with the ukhwah, and if you leave it lama2 ia akan cair lagik dan jika terlalu lama, mungkin akan kehabisan masa untuk merasai manisnya sebuah persahabatan itu. Tapi hakikatnya kan, no matter how kita rasa ukhwah sesama kita teruk, or hati kita susah nak terima kawan kita, percayalah bahawa sentiasa ada ruang untuk memperbaikinya. Ukhwah itu masih boleh diselamatkan, masih boleh dirasai manisnya. Macam snow ice tuh, nampak jek dah tak menarik, dah cair, tapi bila makan still sedap jek. As long as kita cepat bertindak dengan syaratnya. Manisnya ukhwah itu insya Allah tetap sama, dengan izinnya. Kerana DIA yang memegang hati2 kita. Seandainya kita infaqkan seluruh harta kita pun pasti kita tak dapat memikat hati manusia [8:63] Merujuk kepada snow ice tadik, walaupun dah hampir ranap, tapi bila kita sama-sama makan, sama-sama 'menyuap' each other, kita akan lupa dengan hakikat ianya sedang mencair. Terbuai dengan manisnya ukhwah itu. ~Wallahua'lam~

Hakikatnya, ukhwah itu indah. Dan akan bertambah indah jika kita sama2 memperbaikinya, kerana Allah ingin melihat sejauh mana kita ingin berusaha untuk menghadapinya. Seperti juga kisah Maryam ketika melahirkan Musa. Hakikatnya Allah boleh menjatuhkan buah kurma itu ke riba Maryam di saat dia sakit melahirkan, tapi Allah mewahyukan agar dia menggoncangkan pohon kurma itu; meski kita tahu akar pohon kurma sangat kuat. Jadi apa sangatlah kudrat seorang wanita yang sedang sarat untuk menggocangkan pohon itu untuk mendapatkan beberapa biji kurma tinggi di atas. Tapi itulah hakikatnya, usaha itu yang Allah akan nilai, usaha itu yang akan dikira. Jadi berusahalah dalam apa jua yang kita lakukan. Hatta seberapa susah sekali pun.

Ukhwah itu untuk kita rasai. Bukan sekadar baca dalam buku menjadi ilmu semata-mata. Carilah peluang untuk merasai manisnya ukhwah itu. Jangan biarkan ianya cair dan rasailah manisnya bersama-sama.
Tiba-tiba teringat sebuah hadith yang amat sangat best mengenai ukhwah, 'Hadith super saiya'

“ Sesungguhnya di kalangan manusia ada yang bukan dari golongan Anbiya’ dan juga bukan dari golongan para syuhada’. Mereka dicemburui oleh para anbiya’ dan para syuhada’ kerana ketinggian kedudukan mereka disisi Allah.”. Para sahabat bertanya, “ Wahai Rasulullah, beritahulah kami siapakah mereka itu?”. Rasulullah menjawab.Mereka adalah golongan yang berkasih sayang kerana Allah tanpa ada pertalian persaudaraan antara mereka dan bukan kerana harta benda.” Demi Allah muka mereka adalah cahaya dan mereka adalah di atas cahaya. Mereka tidak takut meskipun manusia lain berasa takut dan tidak bersedih ketika orang lain bersedih. Lalu baginda membaca firman Allah yang bermaksud, “ Ketahuilah sesungguhnya penolong-penolong agama Allah itu mereka tidak takut dan tidak juga bersedih hati.”(10:62) ( Hadith Riwayat Ahmed)

.::Cintailah Allah, nescaya kamu akan dicintai manusia::.

Yang Halal bertukar Haram

Lately ni, selalu terfikir akan hal ini..
bagaimana jika sayang kita kepada seseorang atau sesuatu membuatkan priority kita berubah?
contohnya: kita teramat sayang kepada sahabat kita, tapi perasaan sayang itu membuatkan cinta kita kepadaNYA berbolak balik. hmm macam mana nak diterangkan dalam perkataan? not to say berbolakbalik, tapi seolah2 macam kalau kita couple tuh kita main kayu tia. Macam tu kot.
sayang kita pada dia, menyebabkan solat kita sedikit terjejas. Pernah saya dengar dari seorang sahabat, kadang2 bila handphone kita vibrate pun kita dah terfikir si dia message. Hmm bukan kah itu 'kacau'? instead of focussing on Allah sahaja, fikiran kita dah bercampur kejap. Solat yang sepatutnya hanya diperuntukkan untuk mengingati DIA, Allah yang Maha Esa sahaja, tapi ingatan kita dah tercampur dengan yang lain; makhluk.

Sedikit sebanyak, saya rasa hal ini mengganggu. Dalam mengejar cinta Allah, cinta manusia boleh dijadikan sebagai alat sahaja; bukan matlamat kita. Sayang kita kepada dia sepatutnya didasarkan kepada Allah, bukanlah nafsu kita untuk menyayangi semata. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Apabila hal ini berlaku, saya rasa ada kepentingan untuk kita bermuhasabah. Ada perlunya kita menilai kembali hati kita. Sihatkah tak hati kita ini? Benarkah kita kata sayang itu kerana Allah?

Teringat sepotong ayat Quran yang menyebutkan
"(Beribadahlah) dengan ikhlas kpd Allah, tanpa mempersekutukanNYA. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh"[22:31]
Istighfar ku sambung lagi. Sedangkan jatuh tangga pun dah mengadu kesakitan, ini apa pula jatuh dan disambur burung. Macam jatuh KLCC dan mungkin 'Innalillah...' Nauzubillah, saya xnak macam tu!!
Dan pada masa yang sama, dalam hadith 42 (Imam Nawawi),

Dari Anas radhiallahu 'anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”.
(HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih)

Hebatnya pengampunan Allah. Sampai ketahap dosa sebanyak isi bumi pun DIA akan ampunkan, tapi hanya dengan syarat, kita tidak menyukutukan DIA dengan apa pun. Menyukutukan selalu kita andaikan menyembah berhala, atau menyembah patung atau agama lain mungkin. Tapi jika dilihat, menyukutukan itu maksudnya menduakan. Jadi jika dilihat dari konteks yang lebih dekat, perasaan kita, priority kita sepatutnya hanya kepada Allah semata-mata. Tidak boleh yang lain. Dalam surah An-Nahl, Allah menerangkan erti ikhlas umpama susu yang tidak bercampur
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih(khalasa) antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya." [16:66]

Susu yang murni itu tempatnya di dalam perut yang bersebelahan dengan tempat yang kotor. Tapi sedikit pun susu itu tidak bercampur rasa, malah bau dengan tahi dan darah itu. Dan secara specific Allah menggunakan perkataan khalas (ikhlas) untuk menjelaskan erti ikhlas itu. Ikhlas itu umpama susu yang niatnya tidak bercampur dengan hal lain sedikit pun, biarpun keadaan sekeliling kita tercemar tapi niat kita haruslah semata-mata kerana Allah dan tidak boleh disandarkan kerana makhluk yang lain. (Wallahua'lam)

Jika ada yang lain pun, itu hanyalah alat untuk menuju kepada DIA. Itu sahaja. Tidak boleh menduakan. Kerana itulah segala sandaran kita, niat kita, sandarkan kepada DIA. Kerana kita milik DIA. Sayang kita kepada yang lain pun, sandarkan kerana DIA menyuruh kita saling menyayangi. Rindu kita kepada family pun sandarkan kerana mereka adalah insan2 yang Allah pinjamkan kepada kita. Concern kita kepada belajar pun tidak boleh sampai melanggar masa untuk kita ingat pada DIA.
Belajar kita boleh dijadikan alat untuk menaikkan nama islam contohnya. Segalanya bergantung kepada niat kita. Dengan niat yang tulus insya Allah, amalan kita diterima, tidak sia-sia.
~Wallahua'lam~

Sucikan hati, hiasi peribadi, kerana perjalanan kita masih jauh

Celaru ku Keliru

Duhai diri, dan segalanya berbalik kepada diri sendiri kembali..perasan tak ada masanya kita memang rasa sangat yakin dengan sesuatu, tapi in the end Allah akan uji kita dengan outcome yang tidak kita inginkan. Kadang kala, kita terlalu mengharapkan sesuatu, tapi akhirnya mata gelap tak nampak.

Tapi ada juga sebaliknya. Ada kadangkala kita rasa xyakin dengan sesuatu, tapi Allah izinkan dapat result yang baik, dan ada kalanya kita sangat takut, tapi bila tiba detiknya ketenangan itu milik kita.

Benarlah kita hanya mampu merancang, tapi ketetapannya telah ada. "Dakwat telah kering dan pena pun telah diangkat". Natijahnya, kita tetap harus berusaha kerana siapa tahu apa kesudahan yang telah tertulis itu. Sering mendengar insan berkata, 'nak buat macam mana, ni dah takdir aku'..Emm betul ke? Emm 'a big question mark there.

Mendengarkan nada sedemikian, seolah-olah kita telah berputus asa dengan rahmat Allah, dan tidak meyakini bahawa apa yang tertulis itu adalah yang terbaik. Quran menyebutkan

"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf: 87).
Sudah fitrah manusia inginkan kesempurnaan, tapi hakikatnya kesempurnaan itu hanyalah milik Al-Khaliq. And He is the Best Planner, with no doubt!.

Tapi hati ini ada bolak baliknya. Meski sudah mengetahui hakikat itu, kadang kala kita masih sukar melapngkan dada seluas-luasnya dengan takdir itu. Apa masalah aku sebenarnya? Dah tahu, tapi kenapa susah sangat nak percaya?

Di sinilah terletaknya neraca iman kita. Memang teori itu gampang, tapi practicalnya, 'Masya Allah' sukar. Benar, dan memang x dinafikan! hakikat iman yang sebenar adalah ia pasti membuahkan amal. Seperti mana bunga yang berbau. Bau itu xdapat disembunyikan lagi, dan sedemikianlah fitrah amal sebenarnya. Hakikat iman yang sebenar akan menukar diri kita bukan 360 darjah, tapi 180 darjah; menukar cara kita berfikir, cara kita menilai sesuatu perkara itu. Terbit dari iman yang mengakar dalam hati, adalah buah amal yang terzahir dari setiap individu muslim.

"Siapakah yang lebih baik sibgahnya (celupan) dari Allah ? Kepada-Nyalah kami menyembah."

(Q.S Al Baqarah: 138)

Mungkin bila sukar berlapang dada, maka mungkin yang bermasalahnya adalah hati kita, yang tdak sempurnanya adalah keyakinan kita pada Ar-Razaq, pada Al-Khaliq. Tepuk dada tanya iman, adakah apa yang kita tahu itu sebenarnya kita fahami dengan mata hati?

"Sebenarnya bukanlah mata kepala yang buta, tetapi yang buta itu ialah mata hati yang ada di dalam dada [Al-Hajj 22: 46]"
Terjelepuk dengar ayat itu. Astaghfirullah. Then Adakah ilmu itu sudah berubah menjadi fikrah yang mengakar dalam hati kita?

Astaghfirullah, Astaghfirullah. Orang yang menulis ini pun masih banyak kekurangannya, masih banyak lompong yang perlu di isi, masih banyak jahiliyah yang perlu disingkirkan. Kerana tidak mungkin al-haq itu bercampur dengan Al-Hawa.

"Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan jangan kamu mengikuti jejak langkah Syaitan, sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kamu [ 2:208]"


Akhir kata, tepuk dada tanya iman? Apa khabar iman aku hari ini? Ianya juga berhak mendapat makanannya, seperti mana badan mendapat nutrisinya.

"Apakah belum datang waktunya bagi orang yang beriman untuk khusyuk hati mereka berzikir (mengingati) Allah dan apa yang diturunkan daripada kebenaran. Dan janganlah mereka seperti orang yang diberi kitab sebelumnya, setelah berlalu masa yang panjang atas mereka hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan mereka adalah orang yang fasik" [Al-Hadid 57:16]

Saya ada DIA

If you do not aid the Prophet - Allah has already aided him when those who disbelieved had driven him out [of Makkah] as one of two, when they were in the cave and he said to his companion, "Do not grieve; indeed Allah is with us." And Allah sent down his tranquillity upon him and supported him with angels you did not see and made the word of those who disbelieved the lowest, while the word of Allah - that is the highest. And Allah is Exalted in Might and Wise.
[At-Taubah 9:40]

Sayang sama dia



Rasa itu memang tak boleh dikawalkan..perasaan sayang itu pasti hadir. Sungguh perasaan disayangi itu sangat indah. Tapi untuk mengucapkannya, mak aaaiii berat sunggu. cukuplah aku merasai indahnya.
Dikelilingin insan yang tersayang amatlah indah. Bukanlah niat diri ingin buat si dia rasa susah hati dengan apa yang kita lakukan. Tapi deep inside, I really wanna do it. That is how it feels like. I want to do it for you, because I care. And if it is the least thing that I could do, that that is what exactly I'll do for you. Because I Love You, Because I care about you.

It has been a long time since I feel this way. Since my high school maybe. The previousme was caring and always concern about others. Especially to person who close to me. I am sensitive about the, Whenever they need me, I'll be there. Name it where and just tell me when, I'll try my best to be there for you. Because your existence is so important to me. What you feel towards me is my main concern in this friendship. When you are in pain, I want to be the one who give you the medicine and comfort you through. When you are in doubt, I want to be there for you. If I can't give solution, at least I am there for you.

But that feeling slowly disappear. Slowly fading away. I dont know when, and I dont know how. But it does happens. Long time ago. Wothout realizing it, I am turning into a cold person. I dont know how to share what I feel. I dont how to comfort others. Emm thinking about it, was it my fault back then? I did tried to do the same in the 'institution' I was in, butt it just dont turn out well. My new circle of friends is no longer have the same personality like I do, no longer share what they feel, and no longer show how they care. So I end up to closing myself to others, to the rest of the world. And I am now become the sort of 'new' me. For few months, it does feel awkward, but somehow I manage it. And that is how I survive for the rest of 2 years there.

It wont simply stop there. It continue here as well. Awkward me. Cold me. But, still, I survive that way. And I have no problem with that. But I feels like a lonely world thou. And this year, a miracle happen. I begin to feel my oldself again. AAAAAAAAA I miss my oldself, like seriously. This year, Allah give the opportunity to change. He gave me a person that I can talk my heart out. A person that I can talk casually, freely, and let the real me out. Praise to the Almighty GOD. A feeling that I can't describe. But deep inside, I can feel it, I am grateful for this precious feeling=D I dont want to loose it again, I want to cherish it. The feel of being loved by others and you want to return it back. And now, for HIS sake. For HIS blessing. I want the ukhwah I feel now, at this moment, is because of HIM. I couldn't do anything to get their heart, but He did His part for me. And He let me feel the Love again, because of HIS mercy. Alhamdulillah..


"And brought together their hearts. If you had spent all that is in the earth, you could not have brought their hearts together; but Allah brought them together. Indeed, He is Exalted in Might and Wise."[8:63]
If only you know how precious you are to me. If only you know how much I love you, If only you know how much I care about you. But it is something to be feel, hardly describe. But I hope, my action speaks louder than word. Never feel that you've burden me, because that is what I want to do. That is the least I could do. At least, allow me, for these few time I have left. I'll try best, Insya Allah.

Kesibukan Anda, Alternatif Anda


Kesibukan ku,
kesibukan mu,
masing-masing hanyut dengan urusan masing2..
tapi tak semua boleh terus tsabat dalam perkara yang dibuatnya,
tika perasaan jemu itu datang,
apa yang kita lakukan??

kita manusia, bukan robot,
punya rasa, punya jiwa,
bila kebosanan itu datang apa yang terlintas difikiran kita yerr?
shopping kah??movie kah??chit chating kah??
sukar mempunyai jawapan yang exact
kerna setiap dari kita punya personaliti yang tersendiri..

Tapi sedarilah duhai diri,
bila rasa itu mendatang,
pilihan itulah menentukan siapa kita sebenarnya,
pilihan itulah yang menentukan pada siapa kita mencari ketenangan itu,
jika movie pilihan kita, mungkin pergantungan kita belum sepenuhnya kepada Allah,
jika shopping itu mententeramkan, mungkin berjumpa denganNYA masih belum menjadi kesukaan kita,
bila menalifon ibu yang difikirkan, mungkin kita belum cukup mengadu kepada DIA,
Benarlah kata itu, iman itu yazid wa yankuz

Ya! aku jua pernah seperti itu,
munkin pada ketika ini, masih ada saki baki itu,
tapi aku tak ingin mengalah,
aku ingin bermujahadah,
mengingatinya tiap masa,
tiap detik,
memikirkanNYA ditiap jantung berdetak,
Sukar! Benar!!!
tapi itulah mujahadah,
kerana syurga itu mahal harganya

Angin yang Bertiup

Fuuhh, angin bertiup kencang lagi hari ini,
sejak dua menjak ini, begitulah keadaannya,
mungkin tentera Allah ini dihantar unutk menggugurkan daun2 yang tersisa,
memandangkan telah hampir tiba masa untuk winter menjelma,
begitulah lumrahnya, pergantian akan terus berlaku,
malam berganti siang,
autumn diganti winter,
hidup berakhirnya mati,
segalanya punya aturan yang tersendiri...

merasakan angin yang bertiup merupakan nikmat Allah sebenarnya,
tanda masih wujud Allah meskipun tidak dapat dilihat,
tapi boleh dirasakan kehadirannya,
merasakan cinta, meskipun kelibatnya tiada,
Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah

Disebalik angin yang bertiup, turun pula gerimis menyentuh pipi,
ahh perasaannya lebih indah lagi,
jika tadi hanya angin yang menyapa,
kini titisannya dirasai,setitik demi setitik,
rasa disentuh dan dibelai oleh Allah seketika,
sebelum hujan menyembah bumi,
ahhh indah sungguh gerimis ini,
kasih sayang yang halus,
ingatan yang tulus,

Bayangkan jika Allah menurunkan hujan itu seperti simbahan baldi,
benar hujan diturunkan menurut sukatan yang sesuai,
berpadanan dengan apa yang patut diperoleh oleh bumi yang tandus itu,
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (43:11)
jadi bisa saja Allah menyimbah sebaldi air jika itu yang diperlukan,
tapi tanda kasihNYA, dia kirimkan dalam bentuk hujan yang menitis,
subhanallah:)
Dialah Yang Maha Teliti,
Maha Pengasih,
Maha Penyayang,
segalanya telah tersedia indah buat KITA